RITUAL PROSESI PERNIKAHAN MASYARAKAT JURANGGANDUL
BABADAN
Makalah Ini Disusun
Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata kuliah SPI
Dosen pengampu:
M. WIDDA DJUHAN
Disusun
Oleh:
M LATIF NAHROWI (11) (210309082)
KELAS/SEMESTER: TB.C / II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2010
A.
PENDAHULUAN
Pada
akhir-akhir ini makin dirasakan, makin banyaknya orang-orang islam yang tidak
tau akan sejarah peradaban islam yang terjadi pada zaman dahulu. Mereka
menganggap remeh sejarah-sejarah atau kejadian kejadian peradaban islam yang
terjadi di masa dahulu. Yakni tentang sejarang ritual-ritual terdahulu yang
sapai saat ini pun masih ada. Padahal semua itu sangat penting sekali, karena
tidak akan ada peradaban yang terjadi di masa sekarang kalau tidak ada
peradaban di masa terdahulu.
Dalam pola kehidupan umat islam sejarah tidak hanya
sebagai pedoman dan cerminam, akan tetapi juga sebagai alat untuk memahami
secara tepat sumber-sumber islam. Sebagai contih Al qur’an yang memuat
kabar-kabar sejarah yang erlu diperjelas lebih lanjut, juga dalam penafsiran
ayat-ayatnya diperlukan sebab-sebab turunnya ayat tersebut.
Dalam masalah ini ayat al qur’an Qs Ar Rum : 9 yang
mendukung adanya kepentingan sejarah sebagai suatu ilmu yang diperlukan oleh
umat islam sebagai berikut:
َاَولَمْ يََسِيْرُوْا فِي الْاًرْضِ فَيَنْظِرُوْاكَيْفَ
كَانَ عَاِقبَةُ الَذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوْا اَشَدَ مِنْهُمْ قُوَةً
Artinya : apakah mereka tidak menjelajahi bumi dan memperhatikan
bagaimana akibat ( yang dialami ) orang sebelum mereka? Orang-orang yang lebih
kuat dari mereka ( sendiri ).
Dan juga pada ayat lain, QS Muhammad : 10, yang
mendukung keberadaan sejarah senagai salah satu ilmu yang memberi gambaran
kepada umat islam tentang nasib yang terjadi pada sekelompok umat manusia pada
masa lalu sebelum umat sekarang:
اََفَلَمْ يَسِيْرُوْا ِفي اْلَارْضِ فَيَنْظِرُوْا
كَيْفَ كَانَ عَا قِبَةُ الَذِيْنَ
مِنْ قَبْلِهِمْ دَمَرَاللهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِيْنَ اَمْثَا لُهَ
Artinya: “ Apakah mereka tidak melewati bumi, maka mereka tidak
memperhatikan bagaiman akibat orang-orang yang sebelum mereka? Allah menimpakan
kebinasaan atas mereka”.[1]
Dari ayat tersebut secara tidak langsung menunjukkan
kepada manusia terutama kepada umat islam haruslah memperhatikan
pengalaman-pengalaman orang-orang masa lalu. Ini berarti, umat islam diperintah
mempelajari sejarah. Mengapa? Sejarah adalah cerminan dari peristiwa yang
terjadi pada masa lalu untuk dijadikan acuan bagi masa kini dan mendatang. Dan
dari sejarah akan dapat mengambil ibarat dan keteladanan. Melalui sejarah pula
orang akan mengenal siapa dirinya.
Hal ini dapat dilihat, dari banyaknya orang-orang
islam di masa sekarang yang tidak tahu ababila mereka ditanya tentang bagaimana
sejarah-sejarah peradaban yang terjadi pada masa dahulu yakn seperti
pirual-ritual yang sampai saat ini masih ada.
Alangkah baiknya apabila orang-orang islam di masa
sekarang mengetahui tentang peradaban islam di masa dahulu. Minimal mereka
mengetahui tentang sejarah-sejarah peradaban islam yang terjadi di desa atau
daerah mereka sendiri.
Maka dari itu dalam pelajaran sejarah peradaban islam,
diberi tugas untuk mengetahui sejarah peradaban islam yang terjadi di
daerah-daerah kita. Dari tugas tersebut, saya mau menceritakan tentang ritual
prosesi pernikahan masyarakat juranggandul.
Dari masalah-masalah yang ditemukan muncul dikalangan
masyarakat masa sekarang dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sejarah ritual prosesi
pernikahan?
2.
Apa tujuan diadakannya prosesi
itu?
3.
Kapan prosesi itu dilakukan?
4.
Siapa saja yang melakukan prosesi
itu ?
5.
Apa visi masyarakat tentang
prosesi itu?
Dan tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
untuk menggambarkan sejarah ritual
prosesi pernikahan;
2.
untuk mengetahui tujuan
diadakannya prosesi itu;
3.
untuk mengetahui kapan prosesi itu
dilakukan ng;
4.
untuk melihat siapa saja yang melakukan
prosesi itu;
5.
untuk mendeskripsikan visi
masyarakat tentang prosesi itu;
B.
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Ritual Prosesi
Pernikahan
Ritual pernikahan sudah menjadi adat-istiadat di desa Juranggandul
ini, karena ritual itu adalah ajaran atau adat yang dibawa oleh perintis islam
di desa Juranggandu ini. Ritual pernikahn di desa Juranggandul sudah ada sejak
ratusan tahun yang lalu, yakni bersamaan dengan datangnya Islam yang di bawa
oleh para Ulama’ yang babat atau yang merintis desa Juranggandul ini.
Diantara Ulama’ yang babat atau yang membawa ritual
ini adalah mbah Yai Abdul Mursyad. Beliau adalah tokoh yang paling berpengaruh
di desa Juranggandul ini, baik dari segi adat, ajaran dan budaya.
Dan oleh masyarakat Juranggandul ritual ini dipercaya
dapat menimbulkan efek yang sangat baik bagi prosesi pada acara pernikahan itu.
Maka dari itu sejak dahulu sampai sekarang adat yang di bawa oleh para Ulama’ yang
babat desa Juranggandul ini sampai sekarang masih berlaku dan masih dijalankan.
Dan semua ritual-ritual itu adalah dibawa oleh para
Ulama’ yang merintis Islam di desa Juranggandul ini.[2]
2.
Tujuan Diadakannya Ritual
Prosesi Pernikahan
a. Tujuan diadakannya lamaran atau meminang
Lamaran atau meminang adalah prosess dimana keluarga
calon pria datang kerumah atau kekeluarga calon perempuan untuk mengatakan
bahwa si calon pria ini benar-benar ingin menikahi si calon pengantin perempuan,
yakni ingin membina rumah tangga bersama.atau juga dapat diartikan dengan
menyatakan permintaan untuk perjodohan seorang laki-laki dengan seorang perempuan
ataupun juga bisa sebaliknya, yakni calon pengantin perempuan yang meminta
perjodohan tersebut dengan perantara orang yang dipercayai.
Tapi kebanyakan masyarakat di desa Juranggandul calon pengantin
perempuanlah yang datang kerumah calon pria untuk menyatakan permintaan
perjodohan.Dan dalam acara ini biasanya juga disertai denagan keluarga ataupun
keraban dari calon pengantin tersebut
Dalam ritual lamaran atau meminang ini biasanya juga
disertai dengan penyerahan barang-barang dari pihak orang tua calon pengantin
pria kepada orang tua calon pengantin perempuan.
Ritual ini bertujuan untuk menjelaskan atau meyakinkan
bahwa anak yang dimaksud adalah untuk mendapatkan izin dari orang tua dan anak
tersebut benar-benar mau melaksanakan pernikahan atas izin dari kedua orang tua
mereka.
b.Tujuan
diadakannya ritual patetan dino
Patetan dino adalah proses ritual dimana keluarga
kedua belah pihak bertemu untuk menyepakati hari pernikahan dan upacara
pernikahan. Biasanya di desa juranggandul keluarga yang bertamu adalah dari
keluarga calon pengantin yang perempuan. Dan dalam prosesi tersebut diantara ke
dua keluarga calon pengantin membawa serta seorang tokoh yang dalam hal ini
biasa disebut pujonggo.
Dan tujuan dari ritual ini adalah untuk menentukan
hari ijab qobul dan hari temu pengantin atau disebut resepsi pernikahan.
c. Manggulan atau midodarenan
Manggulan atau mododarenan adalah ritual yang
dilakukan satu hari sebelum hari pernikahan dilaksanakan, tapi di adapt desa
juranggandul ritual itu dilakikan pada malam sebelum prosesi pernikahan
dilaksanakan. Dan prosesi ini diadakan di rumah kediaman pengantin wanita.
Dan tujuan dari ritual ini adalah agar dalam prosesi
pernikahan yang akan dilaksanakan bisa selamat dari hal-hal yang negative dan
agar mendapatkan ridlo Allah SWT. Karena ritual ini di desa Juranggandul adalah
semacam slametan tetapi beda waktu pelaksaanaanya.
d.
Ijab Qobul
Yang dimaksud akad nikah rangkaian penyerahan
penyerahan (Ijab)yang diucapkan oleh wali mempelai perempuan dan
penerimaan adalah ucapan penerimaan (Qobul)
mempelai laki-lakiattau wakilnya yang disaksikan oleh dua orang saksi.
Kalimat ijab qobul merupakan syarat sah perkawinan.
Dan ijab qobul tidak harus memakai bahasa arab namun dapat diganti dengan
bahasa Indonesia ,
jawa atau bahasa daerah masing-masing. Dan adat di desa juranggandul bahasa
yang digunakan adalah bahasa Indonesia ,
tapi ada juga yang menggunakan bahasa arab.
Dan tujuan dari prosesi ini adalah untuk mengesahkan
secara syari’at islam bahwa kedua pengantin tersebut sudah sah menjadi suami
istri menurut agama dan Negara yang sekaligus juga dicatat oleh KUA.
e. Melempar sirih
Yak dimaksud ritual ini adalah ritual yang dilakukan
pada waktu temu pengantin laki-laki dan perempuan. Dan ritual ini dilakukan
sebelum pengantin laki-laki masuk kerumah pengantin perempuan. Upacara ini
dilakukan oleh pengantin laki-laki dan perempuan dangan cara saling melempar
gulungan-gulungan daun sirih. Siapa yang terkena lemparan itu harus mencuci
kaki pasangannya yang tidak terkena lemparan, biasannya pengantin perempuan
yang terkena lemparan tersebut dan harus mencuci kaki pengantin laki-laki.
Dan tujuan dari ritual ini adalah itba’, pada nabi
Adam AS dan Siti Hawa ketika bertemu di Jabal Rohmah dan mengandung makna
mengetuk hati kedua mempelai, bahwasannya menempuh hidup baru itu ada suka dan
dukanya.
f. Injak telor
Upacara injak telor adalah upacara ini dilakukan
setelah upacara melempar sirih selesai, maksudnya untuk meminta keturunan bagi
kedua mempelai. Kaki pengantin laki-laki kemudian dibersihkan oleh pengantin
perempuan dan perbuatan ini menunjukkan kasih saying dan tunduk atau taatnya
seorang istri kepada sang suami. Dan tujuan dari rirual ini adalah agar kedua
mempelai tersebut setelah melakukan pernikahan pemikirannya bisa pecah atau
mandiri.
g.Membuang uang
logam
Ritual membuang logam adalah ritual atau upacara
menuangkan beras kuning dan mata uang logam kepihak pangkuan mempelai
perempuan. Upacara ini sebagai symbol tugas seorang suami yang berkewajiban
mencari nafkah dan menyerahkan pendapatannya kepada istri.
Tujuan dari upacara ini adalah ketika kedua mempelai
mendapatkan rizki agar mereka mau menyedekahkan sebagian hartanya.
Saling mendulang
Upacara ini diadakan pada waktu jaman pengantin, yakni
kedua mempelai kemudian melakukan upacara salin mendulang sebagai symbol atau
tanda persatuan diantara keduannya.
Tujuan dri upacara ini adalah agar kedua mempelai mempunyai rasa cinta dan
kasih saying atau agar hati mereka baik dalam keadaan susah maupun senang.
h.Sepasaran dino
Setelah selesainnya upacara pernikahan dan mampelai
pengantin sudah hidup bersama-sama maka diadakanlah upacara sepasaran dino atau
juga disebut pendak pasar.
Dan tujuan dioadakannya sepasaran dino adalah untuk
mendekatkan rasa kekeluargaan antara keluarga kedua mempelai.[3]
3.
perlengkapan yang digunakan
untuk ritual
- Perlengkapan melamar
Melamar adalah usaha sipengantin laki-laki atau
perempuan untuk menyatakan bahwa dia mau menikahi anak tersebut. Biasannya
dalam prosesi ini perlengkapan adat yang digunakan oleh warga mansyarakat desa juranggandul
adalah: jadah, jenang, cincin dan lain sebagainya. Cincin disini digunakan
untuk tukar cincin antara kedua calaon mempelai sebagai tali bahwa mereka sudah
mau menikah.
- Perlengkapan patetan dino
dalam prosesi patetan dino ini perlengkapan yang digunakan
hampir sama dengan prosesi lamaran yakni yang digunakan oleh masyarakat
juranggandul adalah: pisang rojo, jadah, jenag, nasi, ayam panggan, jajan pasar
dan jajan yang lainnya.
- Perlengkapan manggulan atau midodareni
Sebenarnya kalau di desa juranggandul prosesi
manggulan atau midodareni ini adalah seperti slametan. Cuma waktunya saja yang
berbeda. Maka dari itu perlengkapan yang digunakkan dalam prosesi inipun juga
sama dengan acara slametan.
- Perlengkapan ijab qobul
Upacara ini adalah salah satu upacara yang paling
penting dalam pernikahan karena tanpa adanya ijab qobul pernikahan yang
duilakukanpun tidak akan sah, baik menurut agama maupun Negara. Dalam prosesi
ini biasannya perlengkapan yang digunakan adalah mahar, wali, saksi, dan hakim.
- Perlengkapan melempar sirih
Sebenarnya yang dikatakan melempar sirih bukanlah
melempar daun sirih tapi pada ritual ini ada arti dan makna tersendiri. Dan
perlengkapan yang digunakan biasanya adalah daun sirih dan gambir.
- Perlengkapan injak telor
Dalam ritual ini injak telor bukan berarti menginjak
telor saja dan perlengkapannya hanya telor saja, tapi disini injak telor
mempunyai perlengkapan antara lain: kembang setaman, air putih, bak air, telur
dan pasangan.
- Perlengkapan membuang uang logam
Dalam prosesi ritual ini bukanlah sekedar cukup uang
logam saja yang dibutuhkan dan perlengkapan yang digunakan pada ritual mumbuang
uang logam ini adalah uang logam dan kembang wangi. Tapi ritual ini jarang
dilakukan oleh masyarakat desa Juranggandul.
- Perlengkapan saling mendulan
Dalam ritual saling mendulang ini perlengkapan yang
biasa digunakan adalah janur, telor, wortel, nasi punar dan lain-lain.
- Perlengkapan sepasaran dino
Dalam prosesi ini tidak ada perlengkapan yang
ditentukan tapi biasannya perlengkapan pada prosesi ini adalah dari pihak
perempuan membawa bahan makanan semampu dari keluarga mereka.[4]
4.
Pelaksanaan Ritual Prosesi
Pernikahan
a.
Pelaksanaan lamaran atau meminang
Pelaksanaan ritual ini tidak bisa dientukan oleh
masyarakat luas, rituak ini hanya bisa di tentukan pelaksanaannya oleh keluarga kedua belah pihak. Karena
ritual ini adalah tahapan awal menuju pernikahan, disini keluaga kedua belah
pihak membicarakan tentang cocok atau tidaknya kedua anak tersebut menurut
keluarga. Jadi, pelaksanaan lamaran atau meminang ini waktunya tidak bisa
ditentukan oleh masyarakat umum, tetapi hanya bisa ditentukan oleh keluarga
kedua mempelai.
b.
Pelaksanaan patetan dino
Pelaksanaan ritual ini hampir sama dengan pelaksanaan
lamaran, juga hanya bisa ditentukan oleh keluarga kedua belah bihak. Patetan
dino ini akan terjadi apabila dalam lamaran kedua keluarga setuju dan mau
menerima lamaran tersebut. Dan waktu pelaksanaan ritual patetan dino in hanya
bisa ditentukan setelah prosesi lamaran telah diterima oleh keluarga keduannya.
Barulah pada saat prosesi lamaran itu ditentukan pula kapan pelaksanaan patetan
dino.
c.
Pelaksanaan manggulan atau
midodareni
Upacara manmggulan atau midodareni ini dilakukan di
rumah mempelai pengantin perempuan, dan kalau di desa juranggandul upacara ini
biasannya dilakukan pada malam sebelum resepsi pernikahan yakni pada jam 00.00
WIB. Di desa Juranggandul upacara ini berbeda dengan daerah-daerah lainnya,
mendatangkan kedua mempelai dan lain sebagainnya. Tepati kalau di desa
juranggandul cukup dari keluarga saja di temani orang-orang yang masih belum
tidur yakni biasanya para peladen laki-laki. Karena pada malam itu pula para
sinoman-sinoman jagong manten.
d.
Pelaksanaan ijab qobul
Pelaksanaan ijab qobul ini biasannya juga ditentukan dalam prosesi patetan dino, karena
patetan dino selain menentukan resepsi juga menentukan kapan ijab qobul
dilaksanakan.
e.
Pelaksanaan melempar sirih, injak
telor, membuang uang logam, saling mendulang
Ritual-ritual ini saya gabungkan menjadi satu waktu
karena, ritual-ritual ini dilakukan hampir persamaan. Yakni pada saat prosesi
ritual pernikahan berlanhsung.
f.
Pelaksanaan sepasaran dino
Sepasaran dino ini dilakukan setelah umur pernikahan
kedua pengantin berumur sepasar yakni antara 5 hari sampai tujuh hari setelah
pernikahan.[5]
5.
Masyarakat Yang Melakukan
Prosesi Ritual Pernikahan
Dalam prosesi ritual atau kegiatan apapun pasti disana
ada pro dan kontrannya, yakni ada masyarakat yang mau melakukannya dan ada pula
yang tidak mau melakukannya. Begitu juga dengan prosesi ritual pernikahan ini,
ada daerah-daerah atau masuyarakat yang masih mau melakukannya dan ada pula
yang tidak mau melakukannya.
Pada umumnya, masyarakat yang masih mau melakukan
ritual pernikahan ini adalah masyarakat yang berlatar belakang nahdlatul
ulama’. Contohnya saja desa Juranggandul, Jambean, Kebon, Ngrupit dan masih
banyak desa lainnya yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama’ mau melakukan
ritual pernikahan ini. Kerena masyarakat yang berlatar belakang dari Nahdlatul
Ulama’ menganggap bahwa ritual-ritual ini baik dan juga tidak melanggar syara’
agama, meskipun perbuatan ritual-ritual ini bid’ah, tapi termasuk bid’ah yang
khasanah.
Berbeda dengan masyarakat yang berlatar belakang Muhammadiyah,
mereka kebanyakan tidak mau melakukan ritual-ritual dalam prosesi pernikahan. Karena
mereka menganggap hal-hal yang tidak pernah dilakukan pleh nabi adalah termasuk
bid’ah. Dan mereka kebanyakan tidak mau menerima sesuatu yang bid’ah, walaupun
termasuk bid’ah yang khasanah. Contohnya saja desa disekitar saya yakni desa
plalangan karena rata-rata mereka berlatar belakang Muhammadiyah.[6]
6.
Visi Masyarakat Tentang
Prosesi Ritual Pernikahan
Di dalam setiap mengadakan ritual atau kegiatan apapun
pasti memiliki tujuan dan visi tersendiri. Dalam rituak-ritual yang dilakukan
dalam prosesi pernikahan juga memiliki visi tersendiri.
Visi dalam ritual pernikahan diantaranya adalah supaya
semua acara atau kegiatan dalam pernikahan hingga akhir hayat kedua mempelai selalu diridloi
oleh Allah SWT dan juga selalu mendapatkan keselamatan.[7]
[1] M Widda
Djuhan, Sejarah Peradaban Islam (Ponorogo: LPPI STAIN Ponorogo, 2008),
hal 1-2.
[2] Hasil
wawancara dengan Mbah Kusmadi.
[3] Hasil
wawancara dengan Bapak Abdul Rokim.
[4] Ibid.
[5] Hasil
wawancara dengan Mbah Kusmadi.
[6] Hasil
wawancara dengan Mbah Kusmadi.
[7] Hasil
wawancara dengan Bapak Abdul Rokim.