indonesia

indonesia

Senin, 11 November 2013



RITUAL PROSESI PERNIKAHAN MASYARAKAT JURANGGANDUL
BABADAN

Makalah  Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Pada Mata kuliah SPI

Dosen pengampu:

M. WIDDA DJUHAN

 











  Disusun Oleh:


M LATIF NAHROWI (11)  (210309082)


KELAS/SEMESTER: TB.C / II



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
 2010
A.    PENDAHULUAN
 Pada akhir-akhir ini makin dirasakan, makin banyaknya orang-orang islam yang tidak tau akan sejarah peradaban islam yang terjadi pada zaman dahulu. Mereka menganggap remeh sejarah-sejarah atau kejadian kejadian peradaban islam yang terjadi di masa dahulu. Yakni tentang sejarang ritual-ritual terdahulu yang sapai saat ini pun masih ada. Padahal semua itu sangat penting sekali, karena tidak akan ada peradaban yang terjadi di masa sekarang kalau tidak ada peradaban di masa terdahulu.
Dalam pola kehidupan umat islam sejarah tidak hanya sebagai pedoman dan cerminam, akan tetapi juga sebagai alat untuk memahami secara tepat sumber-sumber islam. Sebagai contih Al qur’an yang memuat kabar-kabar sejarah yang erlu diperjelas lebih lanjut, juga dalam penafsiran ayat-ayatnya diperlukan sebab-sebab turunnya ayat tersebut.
Dalam masalah ini ayat al qur’an Qs Ar Rum : 9 yang mendukung adanya kepentingan sejarah sebagai suatu ilmu yang diperlukan oleh umat islam sebagai berikut:
َاَولَمْ يََسِيْرُوْا فِي الْاًرْضِ فَيَنْظِرُوْاكَيْفَ كَانَ عَاِقبَةُ الَذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوْا اَشَدَ مِنْهُمْ قُوَةً
Artinya : apakah mereka tidak menjelajahi bumi dan memperhatikan bagaimana akibat ( yang dialami ) orang sebelum mereka? Orang-orang yang lebih kuat dari mereka ( sendiri ).
Dan juga pada ayat lain, QS Muhammad : 10, yang mendukung keberadaan sejarah senagai salah satu ilmu yang memberi gambaran kepada umat islam tentang nasib yang terjadi pada sekelompok umat manusia pada masa lalu sebelum umat sekarang:
اََفَلَمْ يَسِيْرُوْا ِفي اْلَارْضِ فَيَنْظِرُوْا كَيْفَ كَانَ عَا قِبَةُ الَذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ دَمَرَاللهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِيْنَ اَمْثَا لُهَ
Artinya: “ Apakah mereka tidak melewati bumi, maka mereka tidak memperhatikan bagaiman akibat orang-orang yang sebelum mereka? Allah menimpakan kebinasaan atas mereka”.[1]
Dari ayat tersebut secara tidak langsung menunjukkan kepada manusia terutama kepada umat islam haruslah memperhatikan pengalaman-pengalaman orang-orang masa lalu. Ini berarti, umat islam diperintah mempelajari sejarah. Mengapa? Sejarah adalah cerminan dari peristiwa yang terjadi pada masa lalu untuk dijadikan acuan bagi masa kini dan mendatang. Dan dari sejarah akan dapat mengambil ibarat dan keteladanan. Melalui sejarah pula orang akan mengenal siapa dirinya.
Hal ini dapat dilihat, dari banyaknya orang-orang islam di masa sekarang yang tidak tahu ababila mereka ditanya tentang bagaimana sejarah-sejarah peradaban yang terjadi pada masa dahulu yakn seperti pirual-ritual yang sampai saat ini masih ada.
Alangkah baiknya apabila orang-orang islam di masa sekarang mengetahui tentang peradaban islam di masa dahulu. Minimal mereka mengetahui tentang sejarah-sejarah peradaban islam yang terjadi di desa atau daerah mereka sendiri.
Maka dari itu dalam pelajaran sejarah peradaban islam, diberi tugas untuk mengetahui sejarah peradaban islam yang terjadi di daerah-daerah kita. Dari tugas tersebut, saya mau menceritakan tentang ritual prosesi pernikahan masyarakat juranggandul.
Dari masalah-masalah yang ditemukan muncul dikalangan masyarakat masa sekarang dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sejarah ritual prosesi pernikahan?
2.      Apa tujuan diadakannya prosesi itu?
3.      Kapan prosesi itu dilakukan?
4.      Siapa saja yang melakukan prosesi itu ?
5.      Apa visi masyarakat tentang prosesi itu?
Dan tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      untuk menggambarkan sejarah ritual prosesi pernikahan;
2.      untuk mengetahui tujuan diadakannya prosesi itu;
3.      untuk mengetahui kapan prosesi itu dilakukan ng;
4.      untuk melihat siapa saja yang melakukan prosesi itu;
5.      untuk mendeskripsikan visi masyarakat tentang prosesi itu;

B.     PEMBAHASAN
1.      Sejarah Ritual Prosesi Pernikahan
Ritual pernikahan sudah menjadi adat-istiadat di desa Juranggandul ini, karena ritual itu adalah ajaran atau adat yang dibawa oleh perintis islam di desa Juranggandu ini. Ritual pernikahn di desa Juranggandul sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, yakni bersamaan dengan datangnya Islam yang di bawa oleh para Ulama’ yang babat atau yang merintis desa Juranggandul ini.
Diantara Ulama’ yang babat atau yang membawa ritual ini adalah mbah Yai Abdul Mursyad. Beliau adalah tokoh yang paling berpengaruh di desa Juranggandul ini, baik dari segi adat, ajaran dan budaya.
Dan oleh masyarakat Juranggandul ritual ini dipercaya dapat menimbulkan efek yang sangat baik bagi prosesi pada acara pernikahan itu. Maka dari itu sejak dahulu sampai sekarang adat yang di bawa oleh para Ulama’ yang babat desa Juranggandul ini sampai sekarang masih berlaku dan masih dijalankan.
Ada banyak prosesi ritual pada resepsi pernikahan diantaranya adalah: lamaran, patetan dino, manggulan atau midodarenan, ijab qobul, melempar sirih, injak telor, membuang uang logam, dulang-dulangan dan sepasaran penagantin.
Dan semua ritual-ritual itu adalah dibawa oleh para Ulama’ yang merintis Islam di desa Juranggandul ini.[2]
2.      Tujuan Diadakannya Ritual Prosesi Pernikahan
a. Tujuan diadakannya lamaran atau meminang
Lamaran atau meminang adalah prosess dimana keluarga calon pria datang kerumah atau kekeluarga calon perempuan untuk mengatakan bahwa si calon pria ini benar-benar ingin menikahi si calon pengantin perempuan, yakni ingin membina rumah tangga bersama.atau juga dapat diartikan dengan menyatakan permintaan untuk perjodohan seorang laki-laki dengan seorang perempuan ataupun juga bisa sebaliknya, yakni calon pengantin perempuan yang meminta perjodohan tersebut dengan perantara orang yang dipercayai.
Tapi kebanyakan masyarakat di desa Juranggandul calon pengantin perempuanlah yang datang kerumah calon pria untuk menyatakan permintaan perjodohan.Dan dalam acara ini biasanya juga disertai denagan keluarga ataupun keraban dari calon pengantin tersebut
Dalam ritual lamaran atau meminang ini biasanya juga disertai dengan penyerahan barang-barang dari pihak orang tua calon pengantin pria kepada orang tua calon pengantin perempuan.
Ritual ini bertujuan untuk menjelaskan atau meyakinkan bahwa anak yang dimaksud adalah untuk mendapatkan izin dari orang tua dan anak tersebut benar-benar mau melaksanakan pernikahan atas izin dari kedua orang tua mereka.
b.Tujuan diadakannya ritual patetan dino
Patetan dino adalah proses ritual dimana keluarga kedua belah pihak bertemu untuk menyepakati hari pernikahan dan upacara pernikahan. Biasanya di desa juranggandul keluarga yang bertamu adalah dari keluarga calon pengantin yang perempuan. Dan dalam prosesi tersebut diantara ke dua keluarga calon pengantin membawa serta seorang tokoh yang dalam hal ini biasa disebut pujonggo.
Dan tujuan dari ritual ini adalah untuk menentukan hari ijab qobul dan hari temu pengantin atau disebut resepsi pernikahan.
c. Manggulan atau midodarenan
Manggulan atau mododarenan adalah ritual yang dilakukan satu hari sebelum hari pernikahan dilaksanakan, tapi di adapt desa juranggandul ritual itu dilakikan pada malam sebelum prosesi pernikahan dilaksanakan. Dan prosesi ini diadakan di rumah kediaman pengantin wanita.
Dan tujuan dari ritual ini adalah agar dalam prosesi pernikahan yang akan dilaksanakan bisa selamat dari hal-hal yang negative dan agar mendapatkan ridlo Allah SWT. Karena ritual ini di desa Juranggandul adalah semacam slametan tetapi beda waktu pelaksaanaanya.
d.      Ijab Qobul
Yang dimaksud akad nikah rangkaian penyerahan penyerahan (Ijab)yang diucapkan oleh wali mempelai perempuan dan penerimaan  adalah ucapan penerimaan (Qobul) mempelai laki-lakiattau wakilnya yang disaksikan oleh dua orang saksi.
Kalimat ijab qobul merupakan syarat sah perkawinan. Dan ijab qobul tidak harus memakai bahasa arab namun dapat diganti dengan bahasa Indonesia, jawa atau bahasa daerah masing-masing. Dan adat di desa juranggandul bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, tapi ada juga yang menggunakan bahasa arab.
Dan tujuan dari prosesi ini adalah untuk mengesahkan secara syari’at islam bahwa kedua pengantin tersebut sudah sah menjadi suami istri menurut agama dan Negara yang sekaligus juga dicatat oleh KUA.
e. Melempar sirih
Yak dimaksud ritual ini adalah ritual yang dilakukan pada waktu temu pengantin laki-laki dan perempuan. Dan ritual ini dilakukan sebelum pengantin laki-laki masuk kerumah pengantin perempuan. Upacara ini dilakukan oleh pengantin laki-laki dan perempuan dangan cara saling melempar gulungan-gulungan daun sirih. Siapa yang terkena lemparan itu harus mencuci kaki pasangannya yang tidak terkena lemparan, biasannya pengantin perempuan yang terkena lemparan tersebut dan harus mencuci kaki pengantin laki-laki.
Dan tujuan dari ritual ini adalah itba’, pada nabi Adam AS dan Siti Hawa ketika bertemu di Jabal Rohmah dan mengandung makna mengetuk hati kedua mempelai, bahwasannya menempuh hidup baru itu ada suka dan dukanya.


f. Injak telor
Upacara injak telor adalah upacara ini dilakukan setelah upacara melempar sirih selesai, maksudnya untuk meminta keturunan bagi kedua mempelai. Kaki pengantin laki-laki kemudian dibersihkan oleh pengantin perempuan dan perbuatan ini menunjukkan kasih saying dan tunduk atau taatnya seorang istri kepada sang suami. Dan tujuan dari rirual ini adalah agar kedua mempelai tersebut setelah melakukan pernikahan pemikirannya bisa pecah atau mandiri.
g.Membuang uang logam
Ritual membuang logam adalah ritual atau upacara menuangkan beras kuning dan mata uang logam kepihak pangkuan mempelai perempuan. Upacara ini sebagai symbol tugas seorang suami yang berkewajiban mencari nafkah dan menyerahkan pendapatannya kepada istri.
Tujuan dari upacara ini adalah ketika kedua mempelai mendapatkan rizki agar mereka mau menyedekahkan sebagian hartanya.
Saling mendulang
Upacara ini diadakan pada waktu jaman pengantin, yakni kedua mempelai kemudian melakukan upacara salin mendulang sebagai symbol atau tanda persatuan diantara keduannya.
Tujuan dri upacara ini adalah  agar kedua mempelai mempunyai rasa cinta dan kasih saying atau agar hati mereka baik dalam keadaan susah maupun senang.
h.Sepasaran dino
Setelah selesainnya upacara pernikahan dan mampelai pengantin sudah hidup bersama-sama maka diadakanlah upacara sepasaran dino atau juga disebut pendak pasar.
Dan tujuan dioadakannya sepasaran dino adalah untuk mendekatkan rasa kekeluargaan antara keluarga kedua mempelai.[3]
3.      perlengkapan yang digunakan untuk ritual
  1. Perlengkapan melamar
Melamar adalah usaha sipengantin laki-laki atau perempuan untuk menyatakan bahwa dia mau menikahi anak tersebut. Biasannya dalam prosesi ini perlengkapan adat yang digunakan oleh warga mansyarakat desa juranggandul adalah: jadah, jenang, cincin dan lain sebagainya. Cincin disini digunakan untuk tukar cincin antara kedua calaon mempelai sebagai tali bahwa mereka sudah mau menikah.
  1. Perlengkapan patetan dino
dalam prosesi patetan dino ini perlengkapan yang digunakan hampir sama dengan prosesi lamaran yakni yang digunakan oleh masyarakat juranggandul adalah: pisang rojo, jadah, jenag, nasi, ayam panggan, jajan pasar dan jajan yang lainnya.
  1. Perlengkapan manggulan atau midodareni
Sebenarnya kalau di desa juranggandul prosesi manggulan atau midodareni ini adalah seperti slametan. Cuma waktunya saja yang berbeda. Maka dari itu perlengkapan yang digunakkan dalam prosesi inipun juga sama dengan acara slametan.
  1. Perlengkapan ijab qobul
Upacara ini adalah salah satu upacara yang paling penting dalam pernikahan karena tanpa adanya ijab qobul pernikahan yang duilakukanpun tidak akan sah, baik menurut agama maupun Negara. Dalam prosesi ini biasannya perlengkapan yang digunakan adalah mahar, wali, saksi, dan hakim.
  1. Perlengkapan melempar sirih
Sebenarnya yang dikatakan melempar sirih bukanlah melempar daun sirih tapi pada ritual ini ada arti dan makna tersendiri. Dan perlengkapan yang digunakan biasanya adalah daun sirih dan gambir.


  1. Perlengkapan injak telor
Dalam ritual ini injak telor bukan berarti menginjak telor saja dan perlengkapannya hanya telor saja, tapi disini injak telor mempunyai perlengkapan antara lain: kembang setaman, air putih, bak air, telur dan pasangan.
  1. Perlengkapan membuang uang logam
Dalam prosesi ritual ini bukanlah sekedar cukup uang logam saja yang dibutuhkan dan perlengkapan yang digunakan pada ritual mumbuang uang logam ini adalah uang logam dan kembang wangi. Tapi ritual ini jarang dilakukan oleh masyarakat desa Juranggandul.
  1. Perlengkapan saling mendulan
Dalam ritual saling mendulang ini perlengkapan yang biasa digunakan adalah janur, telor, wortel, nasi punar dan lain-lain.
  1. Perlengkapan sepasaran dino
Dalam prosesi ini tidak ada perlengkapan yang ditentukan tapi biasannya perlengkapan pada prosesi ini adalah dari pihak perempuan membawa bahan makanan semampu dari keluarga mereka.[4]
4.      Pelaksanaan Ritual Prosesi Pernikahan
a.       Pelaksanaan lamaran atau meminang
Pelaksanaan ritual ini tidak bisa dientukan oleh masyarakat luas, rituak ini hanya bisa di tentukan pelaksanaannya  oleh keluarga kedua belah pihak. Karena ritual ini adalah tahapan awal menuju pernikahan, disini keluaga kedua belah pihak membicarakan tentang cocok atau tidaknya kedua anak tersebut menurut keluarga. Jadi, pelaksanaan lamaran atau meminang ini waktunya tidak bisa ditentukan oleh masyarakat umum, tetapi hanya bisa ditentukan oleh keluarga kedua mempelai.
b.      Pelaksanaan patetan dino
Pelaksanaan ritual ini hampir sama dengan pelaksanaan lamaran, juga hanya bisa ditentukan oleh keluarga kedua belah bihak. Patetan dino ini akan terjadi apabila dalam lamaran kedua keluarga setuju dan mau menerima lamaran tersebut. Dan waktu pelaksanaan ritual patetan dino in hanya bisa ditentukan setelah prosesi lamaran telah diterima oleh keluarga keduannya. Barulah pada saat prosesi lamaran itu ditentukan pula kapan pelaksanaan patetan dino.
c.       Pelaksanaan manggulan atau midodareni
Upacara manmggulan atau midodareni ini dilakukan di rumah mempelai pengantin perempuan, dan kalau di desa juranggandul upacara ini biasannya dilakukan pada malam sebelum resepsi pernikahan yakni pada jam 00.00 WIB. Di desa Juranggandul upacara ini berbeda dengan daerah-daerah lainnya, mendatangkan kedua mempelai dan lain sebagainnya. Tepati kalau di desa juranggandul cukup dari keluarga saja di temani orang-orang yang masih belum tidur yakni biasanya para peladen laki-laki. Karena pada malam itu pula para sinoman-sinoman jagong manten.
d.      Pelaksanaan ijab qobul
Pelaksanaan ijab qobul ini biasannya  juga ditentukan dalam prosesi patetan dino, karena patetan dino selain menentukan resepsi juga menentukan kapan ijab qobul dilaksanakan.
e.       Pelaksanaan melempar sirih, injak telor, membuang uang logam, saling mendulang
Ritual-ritual ini saya gabungkan menjadi satu waktu karena, ritual-ritual ini dilakukan hampir persamaan. Yakni pada saat prosesi ritual pernikahan berlanhsung.
f.       Pelaksanaan sepasaran dino
Sepasaran dino ini dilakukan setelah umur pernikahan kedua pengantin berumur sepasar yakni antara 5 hari sampai tujuh hari setelah pernikahan.[5]
5.      Masyarakat Yang Melakukan Prosesi Ritual Pernikahan
Dalam prosesi ritual atau kegiatan apapun pasti disana ada pro dan kontrannya, yakni ada masyarakat yang mau melakukannya dan ada pula yang tidak mau melakukannya. Begitu juga dengan prosesi ritual pernikahan ini, ada daerah-daerah atau masuyarakat yang masih mau melakukannya dan ada pula yang tidak mau melakukannya.
Pada umumnya, masyarakat yang masih mau melakukan ritual pernikahan ini adalah masyarakat yang berlatar belakang nahdlatul ulama’. Contohnya saja desa Juranggandul, Jambean, Kebon, Ngrupit dan masih banyak desa lainnya yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama’ mau melakukan ritual pernikahan ini. Kerena masyarakat yang berlatar belakang dari Nahdlatul Ulama’ menganggap bahwa ritual-ritual ini baik dan juga tidak melanggar syara’ agama, meskipun perbuatan ritual-ritual ini bid’ah, tapi termasuk bid’ah yang khasanah.
Berbeda dengan masyarakat yang berlatar belakang Muhammadiyah, mereka kebanyakan tidak mau melakukan ritual-ritual dalam prosesi pernikahan. Karena mereka menganggap hal-hal yang tidak pernah dilakukan pleh nabi adalah termasuk bid’ah. Dan mereka kebanyakan tidak mau menerima sesuatu yang bid’ah, walaupun termasuk bid’ah yang khasanah. Contohnya saja desa disekitar saya yakni desa plalangan karena rata-rata mereka berlatar belakang Muhammadiyah.[6]
6.      Visi Masyarakat Tentang Prosesi Ritual Pernikahan
Di dalam setiap mengadakan ritual atau kegiatan apapun pasti memiliki tujuan dan visi tersendiri. Dalam rituak-ritual yang dilakukan dalam prosesi pernikahan juga memiliki visi tersendiri.
Visi dalam ritual pernikahan diantaranya adalah supaya semua acara atau kegiatan dalam pernikahan hingga  akhir hayat kedua mempelai selalu diridloi oleh Allah SWT dan juga selalu mendapatkan keselamatan.[7]


[1] M Widda Djuhan, Sejarah Peradaban Islam (Ponorogo: LPPI STAIN Ponorogo, 2008), hal 1-2.
[2] Hasil wawancara dengan Mbah Kusmadi.
[3] Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rokim.
[4] Ibid.
[5] Hasil wawancara dengan Mbah Kusmadi.
[6] Hasil wawancara dengan Mbah Kusmadi.
[7] Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rokim.