indonesia

indonesia

Senin, 31 Januari 2011

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Bab I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin.
B.Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.Kapan awal masuknya islam di indonesia?
2.Bagaimana cara masuknya islam di indonesia?
3.Bagaimanakah perkembangan islam di nuisantara?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Awal Masuknya Islam Di Indonesia
Islam masuk ke indonesia pada abad pertama hijrah atau abad ke tujuh/kedelapan masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernamah fatimah binti maimun di leran dekat surabaya tahun 475 H/1082M. Sedangkan menurut laporan seprang musafir Moroko Ibnu Batutah yang mengunjungi samudra pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina pada 1345M, agama islam yang bermadzhab syafi’i telah mantab disana selam 1 abad. Oleh karena itu berdasarkan bukti, abad ke XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama islam ke Indonesia.
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materi berikut ini.
1. Teori Gujarat
a.Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
b.Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c.Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a.Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b.Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c.Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a.Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b.Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
c.Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda- tanda bunyi Harakat.
d.Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e.Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya Islam ke Indonesia.

B.Cara Masuknya Islam Di Indonesia
1.Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2.Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4.Kekuasaan Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
5.Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih dari pada kebanyakan pribumi sehingga, untuk pribumi terutama wanita-wanita bangsawantertarik untuk menjadi saudagar itu. Sebelum kawin mereka di islam kan terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antar saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena mereka itu kemudian turut mempercepat proses islamisasi di Indonesia.
6.Saluran Tasawuf
Mengajar tasawuf atau sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat indonesia. Mereka hahir dalam sosl soal magis dan mempunyai kekuatan menyemduhkan. Dian tara mereka ada juga yang nengawini putrei bangsawan setempa. Dengan tasawuf, bentuk islam yang di ajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menyanut agama hindu, sehingga agama baru itu mudah di mengerti dan di terima.
7.Saluran kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang pwling terkenal adalah wayang. Dikatakan juga sunan kali jogo adalah tokoh yang mahir dalam pementasan wayang. Kesenian iyang lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra(hikayat, babad,dsb), seni bangunan. Dan seni ukir.

C.Perkembangan Islam Di Nusantara
1.Sumatra
Pada seminar di Medan, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan-kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada, tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh dikala itu. Baru pada tahun 1521 di taklukkan oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524 M Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayat Syah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam (sekarang dikenal dengan kabupaten Aceh Besar).
Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis. Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah.
Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
2.Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Dan dengan runtuhnya kerajaan majapahit sekitar tahun 1400 M disysusul dengan lahirnya kerajaan-kerajaan islam di jawa seperti kerajaan Demak Islam, Pajang, Mataram, Cirebon.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :
a.Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b.Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.
c.Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d.Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah.
e.Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukan para ulama’-ulama’ dalam rangka dakwah ajaran Islam.
f.Sunan Derajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g.Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik.
h.Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i.Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
Diparuh awal abad 16 M, Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk merasa tentram dan damai dalam ayoman keSultanan Demak di bawah kepemimpinan Sultan Syah Alam Akbar Al Fatah atau Raden Patah. Hidup mereka menemukan pedoman dan tujuan sejatinya setelah mengakhiri masa Siwa-Budha serta animisme. Merekapun memiliki kepastian hidup bukan karena wibawa dan perbawa sang Sultan, tetapi karena daulah hukum yang pasti yaitu syari’at Islam
“Salokantara” dan “Jugul Muda” itulah dua kitab undang-undang Demak yang berlandaskan syari’at Islam. Dihadapan peraturan negeri pengganti Majapahit itu, semua manusia sama derajatnya, sama-sama khalifah Allah di dunia. Sultan-Sultan Demak sadar dan ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para Ulama atau Wali. Para Ulama itu berperan sebagai tim kabinet atau merangkap sebagai dewan penasehat Sultan.
Dalam versi lain dewan wali sanga dibentuk sekitar 1474 M. oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat) Usman Haji (ayah Sunan Kudus, Raden Ainul Yakin (Sunan Gresik), Syekh Sutan Maharaja Raden Hamzah, dan Raden Mahmud. Beberapa tahun kemudian Syekh Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung di dalamnya. Sunan Kalijaga dipercaya para wali sebagai muballig keliling. Disamping wali-wali tersebut, masih banyak Ulama yang dakwahnya satu kordinasi dengan Sunan Ampel hanya saja, sembilan tokoh Sunan Wali Sanga yang dikenal selama ini memang memiliki peran dan karya yang menonjol dalam dakwahnya.
3. Di Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para da’i di Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar, terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.
Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu. Melalui seorang da’i bernama Datuk Ri Bandang agama Islam masuk ke kerajaan ini dan pada tanggal 22 September 1605 Karaeng Tonigallo, raja Gowa yang pertama memeluk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu segera menerima pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan raja Bone yang bergelar Sultan Adam menerima Islam tanggal 23 November 1611 M. Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi kerajaan yang berpengaruh dan disegani. Pelabuhannya sangat ramai disinggahi para pedagang dari berbagai daerah dan manca negara. Hal ini mendatangkan keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak kejayaan kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669).
4. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a. Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam.
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.
5. Di Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :
a.Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b.Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c.Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d.Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.

DAFTAR PUSTAKA

Badrimyatim. Sejarah Peradapan Islam. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2006.

Hakim, Nur. Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press, 2004.

Hasyimi. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Di Indonesia. Medan: Percetakan Offset, 1993.

Mundiri. Agama Islaam Masuk Di Jawa. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Hal 202.

Tohir, Ajid. Perkrmbangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
http://www.alqoimkaltim.com/in/more-about-joomla/29-sejarah-islam-nusantara/19-masuknya-islam-di-jawa.html. Diakses tanggal 5 Januari 2011.

http://www.alqoimkaltim.com/in/more-about-joomla/29-sejarah-islam-nusantara/19-masuknya-islam-di-sulawesi.html. Diakses tanggal 7 januari 2011.

http://www.ummah.com/islam/nusantara/sejarah.html.Diakses tanggal 6 januari 2011.

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/perkembangan-islam-di-indonesia.html. Diakses tanggal 05 Januari 2011.
http://saef-jaza.blogspot.com/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html. Diakses tanggal 05 januari 2011.

Minggu, 30 Januari 2011

BANI UMAYYAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Sepeniggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib,kekhalifahan islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Seorang tokoh yang kecewa atas kebijaksanaan yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib dalam mengambil keputusan terhadap kasus pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan. Beliau juga merupakan pendiri Daulah Umayyah. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Islam pada masa Daulah Umayyah atau tepatnya di daerah Damaskus, Suriah. Untuk lebih detailnya, perkembangan islam di Damaskus ini akan diuraikan pada bab Pembahasan.

B.RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Bani Umayyah?
2. Siapa saja khalifah yang memerintah dan yang termashur?
3. Apa saja kebijakan dan kemajuan Bani Umayyah?
4. Apa saja sebab-sebab keruntuhan Bani Umayyah?

BAB II
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang Berdirinya Bani Umayah
Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy.Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra.Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang belum. Bani Umayah baru masuk Islam setelah tidak menemukan jalan lain, ketika Nabi Muhammad Saw dengan beribu pasukannya menyerbu masuk Mekah. Dengan demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka masuk Islam.
Setelah mereka masuk Islam mereka dengan segera memperlihatkan semangat kepahlawanannya agar orang lupa terhadap sikap dan perlawanannya terhadap Islam sebelum mereka memasukinya. Sehingga setelah masuk Islam Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa besar terhadap Islam. Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya Masa Khulafaur Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah semangat politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis akhirnya berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan setia kepada anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun memberikan interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Yakni dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap oleh Allah.

B.Khalifah-khalifah Daulah Umayyah
Dinasti Bani Umayah yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90 tahun. Adapun khalifah-khalifah yang memimpin daulah umayyah adalah sebagai berikut:

1.Muawiyah ibn Abi Sufyan {661-681 M}
Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah kekota Damaskus dalam wilayah Suriah.
2.Yazid ibn Muawiyah {681-683 M}
Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M,Muawiyah mencalonkan anaknya, Yazid, untuk menggantikannya. Yazid menjabat sebagai khalifah dalam usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Pada tahun 680 M, ia pindah ke Kufah atas permintaan golongan Syi'ah yang ada di Irak.
3.Muawiyah ibn Yazid {683-684 M}
Muawiyah ibn Yazid menjabat sebagai khalifah pada tahun 683-684 M dalam usia 23 tahun.
4.Marwan ibn Al-Hakam {684-685 M}
Ia pernah menjabat sebagai penasihat Khalifah Ustman bin Affan. Untuk mengukuhkan jabatannya,maka ia sengaja mengawini janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid.
5.Abdul Malik ibn Marwan {685-705 M}
Abdul Malik ibn Marwan dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya,pada tahun 685 M.
6.Al-Walid ibn Abdul Malik {705-715 M}
Masa pemerintahan Walid ibn Malik adalah masa ketentraman,kemakmuran dan ketetertiban.
7.Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717 M)
Menjadi khalifah pada usia 42 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian yang kuat, sehingga mudah dipengaruhi penasihat-penasihat di sekitar dirinya.
8.Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia 37 tahun. Ia terkenal adil dan sederhana.
9.Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)
Masa pemerintahannya berlangsung selama 4 tahun, 1 bulan. Ia adalah seorang penguasa yang sangat gandrung terhadap kekuasaan.
10.Hisyan ibn Abdul Malik (724-743 M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia yang ke 35 tahun. Ia terkenal sebagai seorang nearawan yangcakap dan ahli militer.
11.Walid ibn Yazid (743-744 M)
Masa pemerintahannya selama 1 tahun, 2 bulan. Ia adalah salah seorang khalifah yang berkelakuan buruk.
12.Yazid ibn Walid (Yazid II) (744 M)
Masa pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan dan dia wafat pada usia 46 tahun. Selain itu, masa pemerintahannya penuh kemelut dan kekacauan.
13.Ibrahim ibn Malik (744 M)
Pada masa pemerintahannya keadaan negara semkin kacau dan dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.
14.Marwan ibn Muhammad (745-750M)
Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak berhasil ditumpasnya, tetapi dia tidak mampu menghadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat pendukungnya.
Khalifah-khalifah yang menonjol dan memberikan sumbangan terhadap perkembangan agama dan kebudayaan umat Islam, antara lain:
a.Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pendiri Kekhalifahan Bani Umayyah. Ia memerintah selama sembilan belas tahun. Pada masa pemerintahannya islam menyebar kearah barat dan timur. Meliputi Spanyol, Afrika utara, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
b.Abdul Malik bin Marwan
Pada masa pemerintaha Abdul Malik bin Marwan,pemberontakan-pemberontakan kaum Syi'ah masih berlanjut. Yang termasyhur di antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685 - 687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik.
c.Al-Walid bin Abdul Malik
Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannyayang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi'ah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.
d.Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz memerintah dalam waktu tidak lama,hanya sampai tahun 720 M atau hanya selama tiga tahun. Walaupun sebentar, ia berhasil mencapai banyak kemajuan.
e.Hisyam bin Abdul Malik
Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743 M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sebenarnya Hisyam ibn Abd al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi terlalu kuat, khalifah tidak berdaya mematahkannya. Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi.

C.Kebijakan dan Kemajuan-kemajuan Daulah Umayyah
Adapun kebijakan para khalifah Daulah Umayyah yang menjadikan Daulah Umayyah maju sekaligus sebagai penciri atau karakter daulah tersebut adalah:
1.Pada masa Mu'awiyyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan keamanan dalam negeri dan mengatarkan negara dan rakyatnya kepada kemakmuran serta kekayaan meliputi perluasan wilayah hingga Afrika Utara, wilayah Khurasan dan Bukhara (Turkistan) setelah menyeberangi sungai Oxus . telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dan juga menertibkan angkatan bersenjata.
2.Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat me¬nguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan. Selain itu, Khalifah Abdul al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
3.Selain melakukan pembenahan administrasi pemerintahan, Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak mata uang sendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
4.Pada masa pemerintahan Walid menampakkan kejayaan Dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas sampai ke Spanyol di Barat dan Sina ( India ) di Timur.. Dia membangun panti untuk orang cacat, juga membangun jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan yang megah dan masjid-masjid misalnya pembangunan masjid agung di Damascus. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
5.Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, dia melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan umum, speerti perbaikan lahan pertanian, penggalian sumur baru, penginapan bagi musafir dan lain-lain.
6.Pada masa Walid Ibnu Abdul Malik, Thoriq Bin Ziyad pemimpin pasukan Islam mendarat di Gibraltar (Jabal Thoriq) sehingga tentara spanyol dapat dikalahkan yang akhirnya menguasai ibukota sepanyol (cordova). Pasukan islam menang dengan mudah karena mendapat dukungan dari masyarakat setempat sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Wilayah kekuasaan pada masa Bani Umayah sangat luas yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, Usbekistan, Kilkis, Asia tengah.
7. Jabatan khusus bagi seorang Hakim (Qodli) menjadi profesi sendiri.

D.Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah
Dinasti Bani Umayah telah hidup kira-kira 90 tahun banyak sebab yang mengakibatkan jatuhnya Bani Umayah. Keluarga itu telah membunuh sehingga tidak mungkin di perbaiki. Muawiyah telah mengesampingkan prinsip Replublikanisme diganti dengan monrchi turun temurun. Prinsip Islam bahwa Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat tidak dijalankan dengan demikin Bani Umayah kehilangan dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat. Kelemahan keluarga merupakan sebab pertama dan terpenting bagi kejatuhan Dinasti Umayah diantara khalifahnya kecuali Muawiyah dan Abdul Malik. Selain kedua itu kholifah-kholifah yang lain telah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran. Untuk menghabiskan waktu kebanyakan mereka gunakan untuk berburu dan minum anggur dan lebih sibuk dengan syair-syair dari pada dengan Qur'an dan urusan-urusan Negara karena harta kekayaan yang melimpah dan budak yang berlebihan sehingga melemahkan semangat hidup masyarakt arab yang masih muda.
Kelalaian kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.
Akhirnya gerakan Abbasiyah memberikan pukulan mematikan terhadap imperium yang sedang sempoyongan itu. Kaum Syiah dan para pendukung Ali juga menyokong gerakan ini. Bahkan kaum Khowarij dan orang-orang Islam non-non Arab (Mawali) dengan piawai ditarik kedalam gerakan ini. Abu Muslim pemimpin pemberontakn ini secara khas sangat cocok dengan tugas yang dipercayakannya oleh Imam Abbasiyah. Karena banyaknya dukungan itu akhirnya Bani Abbasiyah berhasil menggulingkan Bani Umayah. Sehingga dengan jatuhnya Bani Umayah keagungan Siria dan Hegem dan negerinya sirna mereka terlambat menyadari inti kekuatan didalam Islam telah meninggalkan negeri mereka dan persatuan dan kesatuan dari dalam Islam sangatlah penting didalam mempertahankan pemerintahan.
Setelah melihat pembahasan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa jatuhnya Bani Umayah disebabkan karena beberapa faktor. Antara lain:
•Latar belakang terbentuknya Bani Umayah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Ali. Sisa-sisa Syiah dan Khowarij terus menjadi gerakan oposisi.
•Sistem pergantian kholifah yang melalui garis keturunan lebih menekankan aspek senioritas pengaturan tidak jelas sehingga terjadi persaingan tidak sehat dikalangan istana.
•Sikap hidup mewah dilingkungan istana yang mengakibatkan lemahnya pemerintahan.
•Munculnya kekuatan baru yang dipelopori Al-Abas Ibnu Mutholib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syiah dan kaum Mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayah.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1)Latar Belakang Berdirinya Bani Umayah
Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
2)Khalifah-khalifah Daulah Umayyah
Diantaranya yaitu: Muawiyah ibn Abi Sufyan, Yazid ibn Muawiyah, Muawiyah ibn Yazid, Marwan ibn Al-Hakam, Abdul Malik ibn Marwan, Al-Walid ibn Abdul Malik, Sulaiman ibn Abdul Malik, Umar ibn Abdul Aziz, Yazid ibn Abdul Malik, Walid ibn Yazid, Yazid ibn Walid (Yazid II), Ibrahim ibn Malik, Marwan ibn Muhammad.
3)Kebijakan dan Kemajuan-kemajuan Daulah Umayyah
Menetapkan Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi, mendirikan masjid Agung di Damaskus, membuat mata uang bertuliskan kalimat syahadat, mendirikan rumah sakit di berbagai wilayah, menyempurnakan peraturan pemerintahm jabatan khusus bagi seorang Hakim (Qodli) menjadi profesi sendiri.
4)Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah
Latar belakang terbentuknya Bani Umayah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi pada masa Ali. Sisa-sisa Syiah dan Khowarij terus menjadi gerakan oposisi.Sistem pergantian kholifah yang melalui garis keturunan lebih menekankan aspek senioritas pengaturan tidak jelas sehingga terjadi persaingan tidak sehat dikalangan istana.Sikap hidup mewah dilingkungan istana yang mengakibatkan lemahnya pemerintahan.Munculnya kekuatan baru yang dipelopori Al-Abas Ibnu Mutholib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syiah dan kaum Mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayah.
B.SARAN
Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa membuat perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa menghancurkan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad al-Usary, Sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam hingga abad XX. Bandung: Pustaka Setia, 2004.
Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam, Ed. Cet, 12, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001
M.Widda Juhan, Sejarah Peradaban Islam, Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2010
Umar Iskandar, At-tharik Islam Al-Juuz Ats-Tsani KMI. Ponorogo:Pondok Darussalam, 2002.
W.Montgomery Watt,Studi Islam Klasic Wacana kritik sejarah . Yogyakarta:PT Tiara Wacana,1999.
http://bayuah.blogspot.com/2009/03/sejarah-keluarga-bani umayyah.html.
http://wikipedia.org/wiki/Bani Umayyah.html.
http.makalah –ibnu.blogspot/2008/10/khalifah-dinasti-umayyah.html.
http:spistai. Blogspot.com/2009/03/sejarah-Islam-masa-bani-umayyah.html
http://orgawan.wordpress.com/2007/11/29/khilafah-bani-umayyah-661-750-m/
f

KEMUNDURAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN

A.PENDAHULUAN

Dalam sebuah perjalanan hidup pasti seseorang pernah mengalami kesenangan juga pernah mengalami masa kesedihan. Inilah analogi yang bisa digunakan dalam memahami masa-masa islam. Yakni pernah mengalami masa keemasan juga pernah mengalami masa kemunduran atau keterpurukan. Karena inilah roda kehidupan kadang di atas kadang juga di bawah. Masa keemasan islam dicapai pada masa dinasti abbasiyah. Pada masa ini islam mengalami perkembangan yang sangat pesat baik itu di bidang perluasan wilayah maupun dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi islam mulai mengalami kemunduran juga pada masa abbasiyah ini pula, yakni pada akhir kepemimpinan kholifah dinasti ini yang terakhir.
Dari uraian di atas maka penulis akan mengupas sedikit tentang masa kemunduran islam, khususnya pada abad pertengahan. Untuk memfokuskan dalam pembahasan selanjutnya, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: apa penyebab kemunduran islam pada abad pertengahan?. Bagaimana kondisi islam pada masa kemunduran tersebut?. Dengan adanya rumusan masalah seperti di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan sebab-sebab kemunduran islam pada abad pertengahan, sekaligus memahami kondisi islam pada masa kemunduran tersebut.
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kita dapat mengambil pelajaran dari hal yang terjadi. Supaya kita tidak terperosok dalam lubang yang sama. Karena fungsi dari sejarah adalah sebagai acuan kita untuk melangkah atau mengambil sikap ke depannya.

B.PEMBAHASAN
1.faktor yang menyebabkan kemunduran islam
Ketika sebuah peradaban atau sebuah imperium mengalami kemunduran pastilah ada sebab musababnya, yang mengkibatkan hal itu terjadi. Dalam kaitannya pada masa atau abad pertengahan ini ada beberapa faktor yang menjadikan islam mengalami kemunduran. Jika dilihat dari datangnya faktor tersebut maka dapat dibagi menjadi faktor dari dalam islam sendiri (internal), dan juga faktor yang datang dari luar islam (eksternal). Kedua faktor tersebut adalah:

a.faktor internal

1)Perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik
kepemimpinan dalam islam dipandang sebagai amanat dari rakyat sehingga harus tunduk dan patuh kepada syariat islam yang diwahyukan tuhan berupa alquran yang memiliki nilai kebenaran yang absolute. Lambat laun sumber inspirasi dan motivasi yang merupakan motor penggerak dan tali pemersatu mulai ditinggalkan, diganti dengan hawa nafsu berupa ananiah (akuisme) dan shabiyah (sukuisme).

Meski ajaran tauhid telah berusaha menyatukannya, tetapi kadar iman dan kesukuan satu sama lain berbeda. Iman dan islam yang menyatukan kadang kala pecah berantakan dan hilang ingatan pada waktu mereka dilanda emosi. Daya kontrol menjadi lemah, kebersamaan menjadi goyah karena ingin kemenangan atas dasar kesukuan, keakuan dan keuntungan pribadi. Masing-masing di antara mereka membanggakan golongannya.

Desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Ini terbukti dengan terbaginya dunia islam kepada dua bagian, yaitu arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusatnya. Dan bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia Kecil dan Asia tengah dengan Iran sebagai pusatnya. Kebudayaan Persia yang mengambil bentuk internasional dan demikian mendesak lapangan kebudayaan arab.

Sebenarnya masa disintegrasi tersebut mulai ada pada masa dinasti abbasiyah. Yakni dengan munculnya dinasti-dinasti kecil. Munculnya dinisti-dinasti kecil tersebut dilatar belakangi oleh persaingan antar bangsa ( Arab, Persi dan Turki), di samping faham keagamaan (terutama sunni dan syi’ah). Di samping masa disintegrasi merupakan masa pemisahan dinasti kecil dari kekuasaan pusat (Bagdad). Juga ditandai oleh adanya perebutan kekuasaaan antara dinasti-dinasti tersebut untuk saling menguasai dan menghacurkan.

Diantara dinasti-dinasti kecil yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaaan Bagdad pada masa kholifah abbasiyah, di antaranya adalah:

a)Bangsa Persia
•Thahiriyyah di Khurasan
•Shafariyah di Tars
•Samaniyah di Transoxania
•Sajiyyah di Azerbaijan
•Buwaihiyah, menguasai Bagdad.
b)Bangsa Turki
•Thuluniyah di Mesir
•Ukhsyidiyah di Turkistan
•Ghazwaniyah di Afghanistan
•Dinasti Seljuk dan cabangnya:
.Seljuk Besar atau Seljuk Agung, didirikan oleh Rukn al-Din Abu ThalbTugrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini menguasai Bagdad memerintah selama sekitar 93 tahun (1037-1127 M).
-Seljuk Kirman di Kirman
-Seljuk Syiria atau Syam di Syiria
-Seljuk Irak di Irak dan Kurdisten
-Seljuk Rum atau Asia Kecil di Asia Kecil

c)Bangsa Arab
•Idrisiyyah di Maroko
•Aghlabiyah di Tunisia
•Dulafiyah di Kurdistan
•Alawiyah di Tabaristan
•Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil
•Mazyadiyah di Hillah
•Ukailiyah di Maushil
•Mirdasiyah di Aloppo

d)Bangsa Kurdi
•Al-Barzuqani
•Abu Ali
•Ayubiyah

e)Yang mengaku sebagai khilafah
•Umayyah di Spanyol
•Fathimiyah di Mesir.
Dengan adanya pemisahan diri bangsa bangsa ini menjadikan khalifah sebagai boneka, karena masing-masing bangsa menginginkan untuk berkuasa.

2)Rasa puas diri dan kejumudan berpikir
Hal utama yang menyebabkan kejumudan dalam berfikir antara lain ialah hilangnya daya cipta dan sumber inspirasi. Mereka kurang percaya terhadap kemampuan dirinya sendiri. Mereka hanya bertaqlid kepada para imam yang terkenal. Pendapat mengenai tertutupnya pintu ijtihad semakn meluas di kalangan umat islam.

3)Membudaya pola hidup mewah dan berfoya-foya dikalangan penguasa.
Hidup mewah ini seperti memikirkan kesenangan diri sendiri. Sebagai contoh memelihara banyak harem, bersenang-senang, dan akhirnya keturunan yang dihasilkan tidak berkualitas. Bentuk dari hidup mewah dan bersenang-senang ini misalnya saja al-Mutawakkil yang memiliki 4000 selir, seorang hakim di bawah pemerintahan al-ma’mun mendayagunakan 400 ghilman (budak lelaki). Ibnu al-musta’in memesan permadani yang berharga 130 juta dirham. Permadani itu berhiaskan lukisan burung yang terbuat dari emas dan intan berlian. Menurut al-Mas’udi, khalifah al-Mumtaz khalifah ke-13 dari dinasti abbasiyah adalah khalifah pertama yang menggunakan pelana emas dan baju berhiaskan emas. Harun al Rasyid menyuruh orang untuk menuliskan namanya pada pualam merah delima yang sangat terkenal di dunia Arab, sebanding dengan Kohinoor di India yang biaya pembuatannya mencapai 40.000 dinar. Dalam hal bermewah-mewah ini seperti yang mengawali keruntuhannya dinasti abbasiyah, mughal dan lain-lain.

b.faktor eksternal

1)Adanya serangan Mongol yang menghancurkan beberapa Negara islam
Sejarah mencatat bahwa dunia islam mengalami kemunduran setelah bangsa mongol mengadakan serangan ke wilayah barat. Satu demi satu wilayah-wilayah islam jatuh ketangannya. Hal ini berawal dari keinginan raja Mongolia Mangu berkeinginan untuk memperluas kekuasaannya. Maka, diperintahkan Kubalai untuk melakukan misi penyerangan ke wilayah timur, sedangkan Hulagu ke wilayah barat untuk menaklukkan pemerintahan kekhalifahan islam.

Dari penyerangan ini Transoxania dan Khawarizm dapat dikalahkan pada tahun 1219 M, Ghazna pada tahun 1221 M, Azerbaijan pada 1224 M, dan Seljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Setiap daerah yang dilaluinya juga hancur, bangunan-bangunan yang bernilai sejarah, gedung-gedung, dan masjid-masjid musnah dibakar serta pembunuhan-pembunuhan pun terjadi secara besar-besaran.

Serangan bangsa Mongol tidak hanya sampai di sana, tetapi juga Bagdad. Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan juga hancur dibumi hanguskan pada tahun 1258 M. begitu juga dengan perpustakaan terbesar pada masa dinasti abbasiyah yang juga ikut dibakar. kehancuran kota Bagdad ini merupakan pukulan yang menentukan bagi peradaban islam.

Pada tahun 1258 M, tentara mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Bagdad. Kholifah terakhir bani abbasiyah, al-Mu’tashim betul-betul tidak dapat membendung tentara Hulagu Khan. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah sebagaimana kota yang telah dilalui oleh tentara Mongol tersebut. Menurut catatan, 800.000 orang dibunuh termasuk khalifah Mu’tashim sendiri.

Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Bagdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir. Dari Bagdad, pasukan mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syiria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Ghaza. Panglima tentara mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir, meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.

Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ‘Ain Jalut. Pertempuran terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 september 1260.

2)Terjadinya perang salib
Kejadian perang salib yang berulang-ulang telah menyebabkan jalannya seni dan budaya islam terhenti. Hal ini dipandang pula sebagai menurunnya keunggulan kaum muslimin dalam lapangan politik. Walaupun umat islam dapat mempertahankan daerah-daerahnya dari serangan tentara salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali karena peperangan itu terjadi di wilayah islam.

Ketika perang salib dilancarkan oleh orang-orang Kristen eropa terhadap orang-orang islam di Asia barat dan Mesir, umat islam di Spanyol mendapat serangan dari Negara Kristen tetangganya dari utara. Ada dua faktor utama yang mengawali penyerbuan Kristen ke spanyol islam. Pertama, timbulnya perpecahan yang sering terjadi di kalangan umat islam ditandai oleh lahirnya imarat- imarat kecil, sesudah masa khalifah umayyah di Spanyol.masa ini disebut dengan “mulk al-thawaif” (raja-raja golongan). Kedua, bersatunya umat Kristen di utara Spanyol, terutama di daerah Perancis.

Setelah tentara salib Kristen berhasil merebut satu demi satu kerajaan-kerajaan islam di Spanyol, maka pada tahun 1942 M raja terakhir Abi Abdullah menyerah kepada raja Ferdinand dengan perjanjian sebagai berikut: raja Ferdinand akan melindugi umat islam baik jiwanya, harta bendanya maupun agamanya. Raja Ferdinand kan membiarkan masjid-masjid dan harta wakaf dalam keadaan seperti biasa.

Setelah perjanjian ditandatangani berangkatlah abu Abdullah beserta keluarganya menyeberang ke benua Afrika dan tinggal di Maroko dan setelah itu berakhir kekuasaan islam di Spanyol.

Perjanjian yang telah ditandatangani pada saat penyerahan kota telah dilanggar oleh kaum Kristen, mereka memaksa umat islam Spanyol agar keluar dari agama islam (murtad). Umat islam dinyatakan bersalah sehingga secara masal dihadapkan ke mahkamah taftisy (pengadilan darah). Kaum muslimin dijatuhi hukuman dan siksaan yang menyebabkan banyak korban yang meninggal dunia. Sedangkan yang tidak tertangkap dan melarikan diri ketika diadili memilih keluar dari Spanyol. Dengan demikian lenyaplah umat islam di Spanyol.

Peradaban yang dibina selama berabad-abad lamanya berangsur-angsur dihancurkan oleh tentara Kristen. Gedung-gedung dihancurkan, buku-buku dibakar, masjid-masjid diubah menjadi gereja, akibat dari tindakan ini tanah yang telah menjadi pusat gerakan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa islam, telah menjadi suatu daerah yang sangat mundur bila dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain di eropa setelah dikuasai kembali oleh kaum eropa.

3)Terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit
Dengan adanya musibah dan berjangkitnya penyakit ini menyebabkan perekonomian tidak stabil, seperti halnya yang terjadi di Mesir pada masa dinasti Fatimiyah dengan istilah syiddatul ‘udzma.

2.kondisi islam pada masa kemunduran

Telah diuraikan di atas, jauh sebelum kemenangan Kristen di barat dan Hulagu di timur, secara intern di tubuh dunia islam sudah kelihatan adanya perpecahan dan perlombaan di kalangan kaum muslimin untuk saling berebut kekuasaan. Sacara sosial politik, setelah masa bani umayah umat islam terpecah ke dalam tiga khalifa besar, yaitu abbasiyah di bagdad, amawiyah di spanyol, dan fatimiyah di mesir. Bahkan sejak abad kesepuluh muncul pula dinasti-dinasti kecil yang otonomi dengan atau tanpa mengakui salah satu khilafah yang ada. Dinasti-dinasti kecil tersebut senantiasa berusaha merebut atau menaklukkan daerah-daerah yang dikuasai oleh dinasti yang lain. Dengan demikian pada masa dunia islam benar-benar telah dilanda krisis yang sangat hebat, sehingga kondisi sosial politik menjadi labil. Sementara itu, pada masa itu, umat islam mendapat serbuan dari luar, seperti yang dibicarakan pada bagian yang lalu, orang Kristen eropa melancarkan perang salib dan gerakan pengusiran islam dari Spanyol, dan di dunia timur, penyerbuan dari bangsa mongol. Akhirnya sedikit demi sedikit dunia islam dikuasai oleh musuh-musuhnya, di bagian barat dikuasai oleh orang Kristen eropa dan di bagian timur di kuasai oleh bangsa mongol. Itulah peta politik pada masa kemunduran islam.

Selanjutnya kondisi sosial politik terebut sangat mempengaruhi situasi peradaban islam pada saat itu. Sebagaimana dinyatakan oleh para sejarawan, pada garis besarnya peradaban islam pada masa itu dihampir semua wilayah mengalami kevakuman, gerak maju seperti pada masa khalifah dinasti umayyah dan dinasti abbasiyah secara tiba-tiba terhenti, malah pada beberapa sektor ambruk. Dengan kata lain, umat islam benar-benar mengalami kemunduran pada aspek sosial budayanya.

Sebagaimana diketahui, bahwa suatu peradaban yang berkembang secara sempurna, jika seluruh aspek atau segi kehidupannya mengalami perkembangan secara fungsional dan dinamis, dan di dalam perkembangannya, menerima adanya keragaman, serta berada dalam keseimbangan antara berbagai aspeknya.suatu peradaban akan pincang dan tidak sempurna pertumbuhan dan perkembangannya, jika kehilangan atau ditinggalkan salah satu atau lebih dari aspek-aspeknya, atau terlalu menekankan pada sebagian aspek dan mengabaikan pada aspek yang lain.

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa suatu sistem peradaban atau budaya, secara garis besarnya mengandung aspek-aspek: a. agama, b. filsafat, c. kesenian, d. ekonomi, e. sosial politik, f. ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Suatu peradaban yang berkembang dan mendapatkan perhatian dengan seimbang, sehingga antara keenam aspek budaya tersebut, saling memberikan dukungan satu sama lain dalam perkembangannya. Ketinggalan atau kehilangan salah satu atau lebih dari keenam aspek budaya tersebut akan menyebabkan terjadinya ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan sosial atau masyarakat, karena tidak terpenuhinya sebagian dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

Sebagaimana uraian di atas, bahwa kemunduran islam peradaban islam ini sebenarnya adalah ketidakseimbangan perkembangan aspek-aspek peradaban dan budayanya. Masa kemunduran peradaban islam ini ditandai dengan adanya kecenderungan penolakan terhadap terjadinya atau perkembangannya keragaman budaya, dan mengarah kepada berkembangnya aspek budaya rohaniah atau kebatinan yang bercorak dogmatik atau tradisional, serta mengutamakan kehidupan akhirat sehingga meninggalkan aspek-aspek peradaban dan budaya lahiriah yang bercorak rasional dan keduniaan.


C.PENUTUP

Berdasarkan uraian dan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor yang mengawali kemunduran islam pada abad prtengahan adalah sebagai berikut:
1.faktor internal yang meliputi; perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik, sehingga Negara islam terbagi ke dalam dinasti-dinasti kecil (mulk al-thawaif) yang dilatar belakangi persaingan antar bangsa seperti Persia, Arab dan Turki. Rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Membudaya pola hidup mewah dan berfoya-foya dikalangan penguasa, sehingga harem, berfoya-foya, emas dan intan permata kian menjauhkan orang dari islam yang ideal.
2.faktor eksternal yang meliputi: adanya serangan Mongol yang menghancurkan beberapa Negara islam, sehingga bangunan serta buku-buku ilmu pengetahuan dibumi hanguskan, semuanya dihancurkan, bahkan tempat-tempat yang mereka lalui. Terjadinya perang salib yang banyak merugikan umat islam karena wilayah untuk berperang berada di kawasan islam. Terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit, dengan adanya pemasalahan seperti ini pastilah mengganggu jalannya suatu pemerintahan.
Selanjutnya, kondisi umat islam pada masa kemunduran islam adalah pada garis besarnya peradaban islam pada masa itu dihampir semua wilayah mengalami kevakuman, gerak maju seperti pada masa khalifah dinasti umayyah dan dinasti abbasiyah secara tiba-tiba terhenti, malah pada beberapa sektor ambruk. Dengan kata lain, umat islam benar-benar mengalami kemunduran pada aspek sosial budayanya.

DAFTAR PUSTAKA
Juhan, Widda. Sejarah Peradaban Islam. Ponorogo: LPP/STAIN. 2009.

Nurhakim, Moh.. sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press. 2004.

SJ., Fadil. Pasang Surut Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN-Malang Press. 2008.

Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2004.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. 2006.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Abbasiyah(01/12/2020)

http://khalik0589.wordpress.com/2008/10/30/sejarah-pendidikan-islam-periode-pertengahan-kemunduran/

http://nabilanutrien.blogspot.com/2010/12/perkembangan-islam-abad-pertengahan.html.

http://www.scribd.com/doc/9112080/Sejarah-Daulah-Abbasiyah(01/12/2020)

http:/www.saifalink.co.cl//2010/10/23/masa-kemunduran-dan-runtuhnya-tiga-kerajaan-besar-islam/

MASA KEMAJUAN ABAD PERTENGAHAN

BAB I
PENDAHULUAN

Kerajaan iniSejarah peradaban islam pada periode pertengahan muncul tiga kerajaan islam yang mewakili tiga kawasan budaya, yaitu kerajaan ustmani di turki, kerajaan safawi di persia, dan kerajaan mughal di india. Kerajaan-kerajaan islam yang lain, meski juga ada yang cukup besar, tetapi jauh lebih lemah bila dibandingkan dengan. Meski kajian sejarah islam mendapat porsi yang besar, tetapi terlihat sekali bahwa kerajaan tersebut belum termasuk dalam satu kesatuan kajian sejarah peradaban islam.
Kalau empat kawasan budaya islam tersebut di atas termasuk dalam kajian sejarah peradaban dunia islam, maka indonesia dibahas dalam bagian tersendiri. Islam di indinesia sebenarnya sudah berkembang pada periode pertengahan sejarah islam(1250-1800 M), tetapi kajianya terpisah dalam pembahasan periode itu. Pada periode pertengahan pembahasan yang paling banyak mendapat tempat adalah pencaturan politik “pusat” islam dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti yang kebetulan berhasil memegang hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar islam (utsmani, safawi, dam mughal).

BAB II
PEMBAHASAN

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN

A.PENGERTIAN
Sejarah perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: priode klasik (650 -1250 M), periode pertengahan (1250 – 1800 M) dan periode modern (1800 – sekarang).Yang dimaksud abad pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800 M.
Periode pertengahan ini juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M). Dan masa kemajuan tiga kerajaan besar (1500 – 1800 M).

B.MASA KEMUNDURAN I (1250 -1500 M.).
1.Dinasti Jengiskhan
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol. Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.
Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.

2. Dinasti Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam.”Pada tanggal 10 April 1370 M.
Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan.

3. Kaum Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir.
Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya.

4.Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M.
Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.
Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

C.MASA KEMAJUAN
1.Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku Kayi. Usman bergelar “Pedisyah Al-Usman”, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M) . Kemajuan yang dicapai antara lain:
a.Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau As-sawaziq atau Al-alawiyah. Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.
b.Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika dan tata krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta kaligrafi indah.
c.Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.
Selama kurang lebih 9 abad kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a.Budaya pungli
Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
b.Pemberontakan tentara Jenissari
Kemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
c.Kemorosotan ekonomi
Ini disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang dan perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.
d.Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.
e.Kelemahan penguasa
Sepeninggal Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.

2.KerajaanSafawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi.
Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar. Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai ke seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingi nmelepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598 . Kemajuan-kemajuan itu antara lain:
a.Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan, dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam dewan tersebut (majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala intelejen.
b.Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
c.Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Juba’i, Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan Muhammad Baqir Majlisi.
d.Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya.
Safi Mirza adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain adalah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.

3.Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan Mogul di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30 tahun, setelah wafat digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun karena kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan.
Ketika Akbar dewasa, ia memperluas wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan Asingah. Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin ileh seorang komandan (sipah saleh) . Beberapa kemajuan pada masa Kerajan Mughal, yaitu :
a.Politik dan Ekonomi
Stabilitas politik yang aman dan pemerintahan yag stabil, membuat laju perekonomian dan pertanian pun maju. Pemerintah membangun komunikasi yang intens dengan komunitas petani melalui Mukadam (menteri pertanian). Hasil pertanianya yaitu: biji-bijian dan sayuran serta bahan kain yang diolah untuk pakaian.
b.Seni dan Budaya
Dalam bidang kesenian yang paling menonjol adalah sastra gubahan penyair Istana, yaitu Malik Muhammad Jayadi dengan karyanya yang berjudul“padmavat”. Abu Fadl (Seorang Sejarawan) dengan karya besarnya Akhbar Nama dan Aini Akhbari. Demikian juga di bidang bangunan infrastruktur kerajaan, muncul karya arsitektur seperti Istana Fatpur Sikri (Masa Akhbar), Taj Mahal yang megah nan indah di Agra (Masa Syah Jehan).
beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a.Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.
b.Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yangmenyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran Syikh, Syi’ahdan sunni.
c.Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.

D.MANFAAT SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Beberapa manfaat dari sejarah perkembangan Islam abad pertengahan diantaranya.
1.Jiwa dan semangat persatuan serta kesatuan yang dibina oleh tiga kerajaa besar dapat membangun kerajaan pada zamannya.
2.Kerja keras dan pantang menyerah yang dilakukan oleh rakyat dan pemimpin pada masa pertengahan telah membuahkan hasil yang gemilang.
3.Kreativitas dan ketekunan yang dimiliki para ilmuwan pada masa pertengahan telah melahirkan berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan.

E.PENGARUH PERKEMBANGAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN TERHADAP UMAT ISLAM DI INDONESIA
Pengaruh perkembangan Islam abad pertengahan terhadap umat Islam di Indonesia antara lain:
1.Muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi rasional.
2.Berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3.Muncul madzab yang sangat besar yaitu Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi.
4.Memberikan pengaruh positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5.Mengembangkan syiar Islam sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat muslim di Indonesia.

BAB III
KESIMPULAN
1.Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Kemajuan yang dicapai antara lain:
a.Pemerintahan dan Militer
b.Pengetahuan dan Budaya
c.Agama
2.KerajaanSafawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Kemajuan-kemajuan itu antara lain:
1.Pemerintahan dan Politik
2.Ekonomi
3.Ilmu Pengetahuan
4.Bangunan dan Seni
3.Kerajaan Mogul
Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India.
Beberapa kemajuan pada masa Kerajan Mughal, yaitu :
a.Politik dan ekonomi
b.Seni dan Budaya
beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:
a)Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai.
b)Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c)Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.

DAFTAR PUSTAKA
Mansur, Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah , yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004.

SJ Fadil , Pasang Surut Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah , Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Abu bakar Istianah , Sejarah Peradaban Islam, Malang: UIN-Malang Press, 2008.

http://www.blogtopsites.com/outpost/f63150ee064bdfbdc07a58a1b6a40a86

http://saef-jaza.blogspot.com/2008/05/sejarah-islam-abad-pertengahan.html

Yatim Badri , Sejarah Peradaban Islam , Jakarta: Grafindo Persada, 2000.

Abu bakar Istianah , Sejarah Peradaban Islam,Malang: UIN-Malang Press, 2008.

http://zidniagus.wordpress.com/2010/06/06/perkembangan-islam-pada-abad-pertengahan/

Amstrong Karen, Islam a Short History , Ikon, 2000.

http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahan

http://saef-jaza.blogspot.com/2008/05/sejarah-islam-abad-pertengahan.html

http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/masa-scholastik-keemasan.html

http://saef-jaza.blogspot.com/2008/05/sejarah-islam-abad-pertengahan.html

DAULAH BANI ABBASIYAH

A. PANDAHULUAN

1. Latar belakang
Sejarah mencatat, bahwa sepeninggalnya Nabi Muhammad SAW, beliau digantikan oleh para sahabat yang dikenal dengan para khulafa’ar-Rasyidin, yang berarti para kholifahang mendapatkan petunjuk dari Allah swt. Dan setelah berakhirnya masa khulafa ar-rasyidin pemerintah islam diteruskan dengan munculnya daulah-daulah islam.
Kekuasaan Daulah Abbasiyah salah satunya, sebagaimana disebutkan bahwa daulah ini merupakan kelanjutan dari Daulah Umayah, yang mana daulah ini dalam pemerinyahannya ikut serta dalam pengembangan dan prluasan daerah islam, melanjutkan apa yang dahulu sudah dilakukan oleh para khulafa’ ar-Rasyidin.
Setelah Daulah Bani Umayah berakhir, kekuasaan islam dilanjutkan Daulah Bani Abbasiyah. Masa Daulah Abbasiyah adalah masa puncaknya keemasan pemerintahan islam, para kholifah dimasa ini benar-benar tokoh yang kuat dam merupakan pusat politik dan agama sekaligus.

B. PEMBAHASAN

1. Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah
Kekuasaan Daulah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan melanjutkan
kekuasaan Daulah Umayah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah as Saffah Ibn Muhammad Ibn Ali Abdullah Ibn al-Abbas. Kekuasaan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 750-1258 M.
Pada awalnya Muhammad bin Ali,cicit dari Abbas, menjalankan kampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Hasyim di Parsi, pada masa pemerintahan kholifah Umar bin Abdul Aziz. Selanjutnya pada masa kholifah pemerintahan kholifah Marwan II, pertentangan ini semakin memuncak dan akhirnya pada tahun 750 M, Abu al-Abbas as Shaffah berhasil meruntuhkan Bani Umayah dan kemudian dilantik sebagai kholifah.
Daulah Abbasiyah berhasil memegang kekuasaan kekholifahan selama lebih dari 5 abad, memantabkan kembali kepimpinan yang islam dan menyuburkan ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya timur tengah. Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan islam, atau sering disebut dengan istilah “The Golden Age”. Pada masa itu umat islam telah mencapai puncak keilmuan, baik dalam bidang politik, ekonomi, peradaban dan kekuasaan serta berkembang bebagai cabang ilmu pengetahuan .
2. Silsilah Bani Abbasiyah
Berikut ini silsilah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah di Bagdad, yaitu:
1. Khalifah Abu Abbas As-Safah (750-754 M)
2. Khalifah Abu Jakfar al-Mansur (754-775 M)
3. Khalifah Al-Mahdi (775-785 M)
4. Khalifah Al-Hadi (785-786 M)
5. Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M)
6. Khalifah Al-Amin (809-813 M)
7. Khalifah Al-Makmun (813-833 M)
8. Khalifah Al-Muktasim (833-842 M)
9. Khalifah Al-Wasiq (842-847 M)
10. Khalifah Al-Mutawakkil (847-861 M)
11. Khalifah Al-Muntasir (861-862 M)
12. Khalifah Al-Mustain (862-866 M)
13. Khalifah Al-Muktazz (866-869 M)
14. Khalifah Al-Muhtadi (869-870 M)
15. Khalifah Al-Muktamid (870-892 M)
16. Khalifah Al-Muktadid (892-902 M)
17. Khalifah Al-Muktafi (902-908 M)
18. Khalifah Al-Muktadir (908-932 M)
19. Khalifah Al-Kahir (932-934 M)
20. Khalifah Ar-Radi (934-940 M)
21. Khalifah Al-Mustaqi (940-944 M)
22. Khalifah Al-Muktakfi (944-946 M)
23. Khalifah Al-Mufi (946-974 M)
24. Khalifah At-Tai (974-991 M)
25. Khalifah Al-Kadir (991-1031 M)
26. Khalifah Al-Kasim (1031-1075 M)
27. Khalifah Al-Muqtadi (1075-1084 M)
28. Khalifah Al-Mustazhir (1074-1118 M)
29. Khalifah Al-Mustasid (1118-1135 M)
30. Khalifah Ar-Rasyid (1135-1136 M)
31. Khalifah Al-Mustafi (1136-1160 M)
32. Khalifah Al-Mustanjid (1160-1170 M)
33. Khalifah Al-Mustadi (1170-1180 M)
34. Khalifah An-Nasir (1180-1224 M)
35. Khalifah Az-Zahir (1224-1226 M)
36. Khalifah Al-Mustansir (1226-1242 M)
37. Khalifah Al-Muktasim (1242-1258 M)

Diantara khlifah-kholifah tersebut yang terkenal karena kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahanyan dalam berbagai bidang adalah sebagai berikut:
a. Abu Ja’far al-Mansur (136-158H/754-775M)
Beliau adalah putra Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutholib. Ia saudara Ibrohim al-Imam dan Abul Abbas as-saffah.
b. Harun Alrosyid (170-193H/786-809M)
Beliau dilahirkan pada bulan februari 763M, ia menjadi kholifah bulan September 786M pada usia 23 tahun.
c. Abdullah al-Ma’mun
Beliau dilahirkan pada tanggal 15 Robiulawal 786M, ia menjadi kholifah tahun 198M .

3. Periodesasi Pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan yang diterpkan berbeda-beda, dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan bani Abbasiyah menjadi lima periode :
a. Periode pertama (132 H / 750M - 232H / 847M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
b. Periode kedua (232H / 847M – 334H / 945M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
c. Periode ketiga (334H / 945M – 447H / 1055M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan kholifah Abbasiyah. Periode ini disebut dengan masa pengaruh persia ke dua.
d. Periode keempat (447H / 1055M – 590H / 1194M), masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiah disebut dengan masa pengaruh Turki kedua.
e. Periode kelima (590H / 1194M – 656H / 1258M), masa kholifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya efektif disekitar kota Bagdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol .
Pada periode pertama pemerintah Daulah Abbasiyah mencapai masa keemasanya, secara politis, para kholifah benar-benar tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang politi, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri Daulah ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754M. Selanjutnya digantikan oleh Abu Ja’far al-Manshur (754-775M), yang keras menghadapi lawan-laawannya terutama bani Umayah, Khawarij dan Syi’ah .
Pada mulanya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat kuffah, namun untuk lebih memantabkan dan stabilitas negar yang baru berdiri itu, al-Mansyur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru di bangunnya, Baghdad, dekat ibu kota persia (Teshipon, tahun 762M.). Dengan demikian, pusat pemerintahan daulah Abbasiyah berada di tengah-tengah bangsa persia. Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan islam dari pada perluasan wilayah. Inilah perbadaan pokok antara bani Abbasiyah dengan bani Umayah. Selain itu ada pula ciri-ciri yang menonjol Daulah Abbasiyah yang tidak dimiliki daulah Umayah yaitu:
1. Dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan bani Abbasiyah menjadi jauh dari pengaruh Arab islam. Sedangkan Bani Umayah sangat beorientasi kepada Arab islam. Dalam periode pertama dan ketiga pemerintahan Abbasiyah, pengaruh kebudayaan Persia sangat kuat dan peda periode kedua dan keempat bangsa Turki sangat dominan politik dan pemerintahan dinasti ini.
2. Dalam penyelenggaraan negara, pada masa Bani Abbas ada jabatan Wasir, yang membawahi kepala-kepala Departemen.
3. Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa Bani Abbas .

4. Kemajuan Pada Masa Daulah Abbasiyah

a. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Perkembangan Daulah Abbasiyah dalam bidang pendidikan sudah mulai berkembang. Ketika itu, lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkatyaitu:
1. Maktab/Kuttab dan masjid yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitunagn dan tulisan dan tempat para remaja belajar dasar-dasar ilmu agama seprti Tafsir, Fiqih dan Bahasa.
2. Tingkat pendalaman, dimana para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi ke daerah menuntut ilmu kepada seseorang/beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing.


Pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilnu agama. Pengajarana berlangsung dimasjid-masjid, atau rumah-rumah ulamam’ bersangkutan. Bagi anak penguasa pendidikan bisa berlangsung di istana atau rumah penguasa tersebut .
Pada masa ini umat islam telah banyak melakukan kajian kritis tentang ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan baik Aqli (rasional) ataupun naqliu mengalami kemajuan dengan pesatnya.
Diantara ilmu pengetahuan yang berkembang pesat pada masa itu, ialah:
1. Ilmu Tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada pemerintahan Daulah Abbasiyah mengalami kemajuan dengan pesat. Pada zaman ini terdiri dari tafsir bil Ma’tsur dan tafsir bil Ra’i, sehingga melahirkan ahli-ahli tafsir pada masa itu diantaranya: Ibnu Jarir al-Thabary, Ibnu Mas’ud, Abu bakar Asam,dll.

2. Ilmu Hadist
Hadist merupakan sumber hukum kedua stelah Al-Qur’an. Pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah muncullah ahli-ahli hadist yang ternama, diantaranya: Bukhori, Muslim, Nasai, Ibnu Majah, Abu Daud.

3. Ilmu kalam
Ilmu kalam lahir karena dua sebab yaitu:
a. Karena musuh islam ingin melumpuhkan islam dengan mempergunakan filsafat pula.
b. Hampir semua masalah, termasuk masalah agama, telah berkisar pada pola ras kepada pola akal dan ilmu.Diantara pelopor dan ahli ilmu kalam ialah Washil bin Atha’ Abu Huzail Al All’af, Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Ghozali.

4. Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf yaitu ilmu syari’at. Inti ajarannya adalah tekun beribadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Diantara ahli tasawuf ialah Al-Qushary, Imam Ghozali.

5. Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang berkembang pada masa itu ialah Nahwu, Shorof, Baan, Badi’, dan lain-lain. Diantara ahli ilmu bahasa ialah Sibawaif, Al Kisai, Abu Zakaria.

6. Ilmu fikih
Ilmu fikih juga tidak kalah berkembang pada masa itu, diantara para fuqoha yang terkenal antara lain: Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad bin Hambal .

Disamping ilmu-ilmu Naqli yang mengalami kemanjuan pesat pada masa kejayaan Islam di dalam kekuasaan Daulah Abasiyah, ikut berkembang pula ilmu-ilmu Aqli (rasional). Diantaranya: ilmu kedokteran, ilmu perbintangan, ilmu pasti atau (Riyadhiyai), Farmasi dan kimia, filsafat, sejarah, geografi, dan sastra .
Berkembang Daulah Abbasiyah dalam bidang ilmu pengetahuan ini karena dipengaruhi dua hal yaitu :
1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
2. Gerakan terjemahan yang berlangsung selama tiga fase. Fase pertama dimulai dari kholifah Al-Mansur hingga Harun Al-Rasyid, Fase kedua dari masa kholifah al-Makmun hingga tahun 300H, Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300H .

b. Kemajuan Dalam Bidang Politik
Seperti diketahui bahwa lahirna Daulah Abbasiyah pada proses awalnya diwarnai dengan pergulatan politik, pergumulan sosial dan pergulatan ideologi agama. Untuk mempertahankan diri dari berbagai kemungkinan adanya gangguan atau timbul pemberontakan, maka para kholifah Daulah Abbasiyah mengambil tiga kebijakan politik, yaitu:
1. Kebijaksanaan Politik Terhadap Bani Umayah
Untuk menjaga supaya tidak terjadi gerakan pemberontakan dari keluarga Bani Umayah maka para kholifah Abbasiyah mengambil suatu tindakan terhadap para pendukung dan keluarga Bani Umayah yang tersisa.

2. Kebijaksanaan Terhadap Orang-Orang Persia
Sebagaimana diketahui bahwa lahir dan berkembangnya Daulah Abbasiyah banak dipelopori oleh kelompok “Mawaly” terutama orang-orang persia. Oleh karena itu Daulah Abbasiyah, memberi kebijaksanaan terhadap bangsa Persia.

3. Kebijaksanaan Politik Pemerintahan
Perkembangan politik pemerintah pada masa kekuasaan Daulah Abbasiah, adalah kemajuan yang dicapai melalui pembentukan berbagai lembaga pemerintahan yang baru antara lain :
a. Pengangkatan Wasir (menteri) sebagai pembantu kholifah.
b. Pembentukan Diwanul Kitabah (semacam sekretariat negara).
c. Pembentukan Departemant pambantu Wasir.
d. Pengangkatan Amir dan Syekhul Qura.
e. Pembentukan Angkatan bersenjata.
f. Pembentukan Baitul Mal atau kas negara.
g. Pembentukan Mahkamah Agung .

c. Kemajuan Dalam Bidang Soaial Ekonomi
Kehidupan pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari zaman sebelumnya. Menurut Zaidan, bahwa masyarakat yang ada pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah terbagi menjadi dua kelas yaitu : kelas khusus dan kelas umum.
Sedangkan kemajuan dalam bidang ekonomi ini bisa dilihat dari berkembangnya keuangan kas negara yang banyak. Pada masa pemerintah Daulah Abbasiyah, sistem perekonomian dibangun dengan menggunakan sistem ekonomi pertanian, peindustrian dan perdagangan .
5.Kemunduran Pemerintah Daulah Abbasiah

a.Pengaruh Mamluk
Kekholifahan Abbasiyah adalah yang pertama kali mengorganisasikan penggunaan tentara. Tentara budak yang disebut Mamluk, tentara-tentara ini dibentuk didominasi oleh bangsa Turki. Bagaimanapun tentara mamluk membantu sekaligus menyulitkan kekholifahan Abbasiyah, kemudian tentara mamluk ini berkuasa.

b.Pengaruh Bani Buwaih
Kehadiran Bani Buwaih berawal dari tiga orang putra Abu syuja’ buwaih, yaitu Ali, Hasan dan Ahmad. Untuk keluar dari tekanan kemiskinan, tiga bersaudara ini memasuki dinas militer yang ketika itu dipandang banyak mendatangkan rizki. Bani buwaih yang bermarkas di syiraz berhasil menakhlukkan beberapa dearah di persia. Setelah itu Bani Buwaih memindahkan markas kekuasaanya ke Bagdad kekuatan politik Bani Buwaih tidak bertahan lama dan diambil alih Bani Saljuk.

c.Pengaruh Bani Saljuk
Setelah jatuhnya Bani Buwaih ketangan Bani Saljuk,Bani Saljuk mempunai wilayah yang luas membentang dari Kasghor, sebuah daerah di ujung Turki sampai ke Yerussalem. Oleh karena itu Dinasti Saljuk juga membawahi Daulah Abbasiyah .
Berakhirnya kekuasaan Dinasti Saljuk atas Bagdad merupakan awal dari periode ke lima. Daulah Abbassiyah sudah merdeka kembali, tetapi hanya Bagdad dan sekitarnya. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa mundurnya Bani Abbas dimulai abad ke dua .
Diantara faktor-faktor yang menebabkan kemunduranya adalah

1.Luasnya wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah, sementara komunikasi sulit dilakukan.
2.Dengan profesionalisasi anglatan bersenjata, ketergantungan kholifah sangat tinggi.
3.Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya bayaran besar .

KESIMPULAN
1.Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abdullah as-Shaffah ibn Muhammad ibn Ali Abdullah Ibn al-Abbas. Kekuasaana berlangsung dari tahun 750M sanpai 1258M.
2.Pada masa periode pertama Daulah Abbasiyah merupakan puncak keemasaan agama islam, karena pada masa ini banyak perkembangan-perkembangan yang dihasilkan dalam berbagai bidang diantaranya bidang ilmu pengetahuan, bidang politik, ekonomi dan sosial.
3.Pada masa periode pertama muncullah berbagai macam ilmu baik ang bersifat Naqli maupun Aqli sehingga melahirkan para ulama’-ulama’ keilmuan yang terkenal.
4.Kemunduran Daulah Abbasiah sudah dimulai dari periode kedua karena adanya pengaruh-pengaruh dari Bani Mamluki, Bani Bawaih dan Bani Saljuk.
5.Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Daulah Abbasiyah adalah :
•Luasnya wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah, sementara komunikasi sulit dilakukan.
•Dengan profesionalisasi anglatan bersenjata, ketergantungan kholifah sangat tinggi.
•Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya bayaran besar.
DAFTAR PUSTAKA
Djuhan M Widda, Sejarah Peradaban Islam, Ponorogo=LPP / STAIN. 2009.
Naufal Rezaq, Umat Islam dan Sain Modern, Bandung : Husain, 1987.
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang : Toha Putra, 2003.
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Pt.Raja Grafindo Persoda, 1993.
Ibrahim Hasan, sejarah dan kebudayaan islam, Yogyakarta : Kota Kembang, 1989.
http://diaz2000.multiply.com/journal/sejarahislam(01/12/2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/baniAbbasiyah(01/12/2010).
http://tristono.wordpress.com/daulahbaniabbasiyah(01/12/2010).
http://mobilterbaru.com/info/sejarahperadabanmasaabbasiyah(01/12/2010)
http://scribd.com/doc/sejarahDaulahAbbasiyah.(01/12/2010)

MASA PEMERINTAHAN ABU BAKAR AS-SYIDIQ DAN UMAR BIN KHOTOB

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sejarah mencatat, bahwa sepeninggalnya nabi Muhammad SAW beliau digantikan oleh keempat sahabat terdekat, yakni: abu bakar, umar bin khotob, usman bin affan, dan ali bin abi tolib. Mereka dikeal dengan khulafaurrosidin yang berarti para kholifah yang mendapatkan petujuk dari Allah. Sebagaimana diketahui bahwa nabi muhammad SAW, mempunyai peran ganda, disamping menjadi nabi dan rasul beliau juga sebagai kepala negara pada saat itu. Setelah beliau wafat maka peran beliau sebagai nabi dan rasul tidak digantikan untuk selama-lamanya sebab seuai dengan keimanan islam beliau adalah rasul yang terakhir dan gelar kerasulan ini merupakan otoritas tuhan.
Namun sebagai kepala negara dimana didalamnya melakat baik tugas keagamaan maupun politik, perlu digantikan oleh seorang pengganti yang dalam bahasa arab disebut kholifah. dengan adanya pernyataan tersebut kami akan membahas tentang perkembangan sistem kemasyarakatan pada waktu khulafaurasidin dengan tujuan mengetahui bagaimana bentuk kekholifahan pada masa abu bakar dan umar bin khotob.

B.Rumusan Masalah
Adapun untuk membatasi pembahasan, kami menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.Bagaimanakah proses pengangkatan kholifah abu bakar dan umar bin kotob?
2.Bagaimanakah gaya kepemimpinan pada masa abu bakar dan umar?
3.Apa sajakah prestasi yang dicapai oleh kholifah abu bakar dan umar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Proses pengangkatan kholifah abu bakar dan umar bin khotob.
1.Abu bakar
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pemuka-pemuka Islam mengalami kebingungan karena mereka sama sekali belum siap kehilangan pemimpin, sahabat dan pembimbing yang nereka cintai, sehingga kaum ansor segera bermusyawarah untuk mencari pengganti Rasulullah SAW yaitu di syaqifah bani sya’idah sebuah tempat pertemuan dan musyawarah penduduk madinah yang dipimpin oleh sa’at bin ubadah, setelah mengetahui pertemuan itu beberapa tokoh muhajirin yaitu abu bakar, umar bin khotob dan abu ubaidah bin jarrah segara menuju ke syaqifah bani syaidah. Ketika para tokoh muhajirin sanpai disana kaum ansor disyaqifah hampir berepakat untuk membai’at saatbin ubadah menjadi khoifah. Mereka bahkan meminta para tokoh muhajirin untuk segara membaiat saat bin ubadah namun abu bakar menolaknya dengan tegas.
Abu bakar mengatakan kepada kaum ansor bahwa jabatan kholifah semestinya diberikan kepada kaum muhajirin sebab mereka yang dulu masuk islam. Kaum muhajirin juga yang selama 13 tahun membantu nabi muhammad mempertahankan islam dari gangguan kafir quroisy di mekah. Tentu saja kaum ansor tidak bisa membantah penyataan abu bakar mereka ingat sebelum para nabi dan para sahabatnya dari mekah mengajak mereka masuk islam mereka terlibat perang saudara yang berlarut-larut.
Lagi pula para sahabat nabi terbaik dan yang pantas menggantikan kedudukan nabi memimpin kaum muslim memang berasal dari kaum muhajirin. Setelah terjadi perdebatan sengit antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, akhirnya terpilihlah sahabat Abu Bakar sebagai Khalifah, artinya pengganti Rasul SAW yang kemudian disingkat menjadi Khalifah atau Amirul Mu’minin.
2.Umar bin khotob
Umar bin Khtttab adalah salah seorang sahabat nabi dan khalifah kedua setelah wafatnya Abu Bakar As-Sidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran Islam sangat besar hingga Michael H. Heart menempatkannya sebagai orang paling berpengaruh sedunia sepanjang masa.
Beliau lahir di Mekah dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza. Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, atas wasiat Abu Bakar Umar ditunjuk menggantikannya namun demikian sebelum menentukan orang yang akan menggantinya abu bakar minta penilaian para sahabat besar mengenai umar, ia bertanya kepada abdurrahman bin ‘auf, usman bin affan, sa’id bin zaid dan para sahabat lain dari golongan mihajirin dan ansyor, sehingga disetujui oleh seluruh perwakilan muslim saat itu, bahwa umar terpilih menjadi kholifah pengganti abu bakar.
B.Gaya kepemimpinan pada masa abu bakar dan umar bin khotob
1.Abu bakar
Abu bakar adalah seorang dermawan yang lemah lembut namun demikian sebagai seorang pemimpin disaat tertentu dia bisa bersikap tegas. Pada saat demikian , dia tidak pernah ragu untuk bersikap tegas misalnya dia bersikeras untuk meneruskan mengirimkan usamah bin haritsah ntuk menyerang syam, padahal saat itu kondisi umat islam belum pulih yang disebapkan karena kematian rasullalah sangat mengguncang umat islam.
Beberapa sahabat bahkan sempat tidak menyetujuipengiriman usamah tersebut, tetapi abu bakar berskeras untuk mengirimkannya hal itu dilakukan demi untuk meneruskan usaha yang teah dirintis oleh rasulallah, abu bakar juga bersitegas ketika ketegasan diperlukan demi mempertahankan islam. Misalnya dia bersikeras untuk memerangi para nabi-nabi palsu, kaum murtad, dan kaum yang enggan membayar zakat.
2.Umar bin khotob
Dalam keseharian sifat umar berbeda dengan abu bakar, bahkan bisa berkebalikan. Bila Abu Bakar pada dasarnya seorang yang lemah lembut, umar adalah seorang yang keras dan tegas. Karena ketegasan dan kekerasannya membedakan yang benar dan yang salah umar mendapatkan julukan al-faruq yang artinya pembeda antara yang benar dan yang salah. Bahkan dia pernah menghukum anaknya sendiri karena meminum khomr. Pada kholifah umar ketegasan pelaksanaan hukum harus dikenakan terhadap siapapun tanpa pandang bulu.
Namun demikian sama seperti abu bakar kholifah umar juga seorang pemimpin yang sederhana dia tidak mau bermawah-mewahan sebagai penguasa ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya sebenarnya dia bisa harta kekayaan yang diperoleh kaum muslimin dari penaklukan persia, syam, dan mesir digunakan untuk kesejahtaraan umat islam. Selama masa jabatannya, khalifah Umar amat disegani dan ditakuti negara-negara lain. Kekuatan Islam maju pesat, mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar syahid setelah ditikam oleh Abu Lukluk, seorang budak asal Persia yang dendam atas kekalahan Persia terhadap Islam pada suatu subuh saat Umar sedang mengerjakan shalat. Umar meninggal pada 25 Dzulhijjah 23 H dan selanjutnya digantikan oleh Utsman bin Affan.
C.Prestasi yang dicapai oleh kholifah abu bakar dan umar bin khotob
1.Abu bakar
Abu Bakar bukan hanya dikatakan sebagai Khalifah, namun juga sebagai penyelamat Islam dari kehancuran karena beliau telah berhasil mengembalikan ummat Islam yang telah bercerai berai setelah wafatnya Rasulullah SAW. Disamping itu beliau juga memiliki banyak prestasi dalam kekholifahannya diantaranya:
a.Pemberangkatan pasukan usamah bin zaid sesuai dengan pesan rasulallah. Banyak sahabat yang mengusulkan agar abu bakar membatalkan pemberangkatan pasukan usamah ini. Karena, terjadi tindakan murtad dari penduduk arab dan kemungkiinan adanya bahaya yang mengancam madinah. Namun, abu bakar tetap mengimplementasikan sesuai dengan perintah rasulallah. Hal ini dilakukan abu bakar sebagai usaha untuk menampakkan pada semua pihak bahwa kekuatan islam masih tetap kokoh dan sulit dikalahkan baik secara meterial maupun spiritual. Ternyata pasukan ini memetik kemenangan yang sangat gemilang, sehingga kemenangan ini telah membuat banyak orang kokoh berpeganh pada agama islam.
b.Perang melawan orang-orang murtad.
Setelah rasulallah wafat seluruh jazirah arab murtad dari agama islam keculi mekkah, madinah, thoif. Sebagian orang murtad ini kembali kepada kekufuran lamanya dan mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan sebagian yang lain tidak mau membayar zakat. Para sahabat menasehati abu bakar agar dia tidak memerangi mereka karena kondisi umat islam yang sangat sulit dan karena sebagian pasukan islam sedang diberangkatkan untuk berperang melawan tentara romawi yang dipimpin oleh usamah bi zaid. Namun, abu bakar menolak usulanmereka dia mengatakan sebuah perkataan yang sangat masyu, “ demi Allah, andaikan mereka tidak mau menyerahkan tali unta yang pernah mereka serahkan kepada rasulallah, pasti aku akan berjihat melawan mereka”.
c.Perang yamamah (11H/ 632M)
Abu bakar mengirimkan pasukan dibawah pimpinan hudzaifah bin muhsin, arjafah bin hutsamah dan ikrimah kepada penduduk amman, diba dan mahrah. Akhirnya penduduk ditempat itu pun tunduk berada dibawah naungan islam.
d.Penaklukan islam
Perang melawan orang-orang murtad berakhir. Namun, tidak ada pilihan lain kecuali melanjutkan jihad sedangkan musuh islam pada saat itu adalah persian dan romawi. Kondisi inilah yang memudahkan jihad kaum muslimin mereka menyerbu keduan kekaisaran secara bersamaan.
e.Penghimpunan Al Qur’an
Suatu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan abu bakar adalah penghimpunan Al Qur’an. Abu Bakar as sidiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al Qur’an dari pelapah kurma, kulit binatang dan dari hafalan kaum muslim. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian Al Qur’an setelah sahitNya beberapa orang penghafal Al Qur’an pada perang yamamah.
2.Umar bin khotob
Khalifah umar mati syahid akibat sebuah konspirasi yang dirancang oleh musuh-musuh islam dari kalangan yahudi dan persia yang sangat membencinya karena umarlah yang menyebabkan lenyapnya kekuasaan dan pemerintahan mereka. Pada masa kepemimpinannya umar mempunyai beberapa prestasi antara lain:
a.khalifah umar adalah orang pertama yang menggelari dirinya sebagai amirul mu’minin.
b.Kholifah Umar adalah orang pertama yang membentuk kantor(kementerian). Seperti, kantor tentara, kantor distribusi, pengiriman surat melalui kurir dan membuat mata uang.
c.Kholifah umar adalah orang pertama yang membuat penanggalan islam dengan menjadikan awal hijrah rasulallah sebagai awalnya.
d. Kholifah umar juga melakukan perluasan masjidil haram.
KESIMPULAN
Proses pengangkatan kholifah abu bakar dengan cara demokratis yang diwakii oeh kaum muhajirin dan anshor.
Proses pengangkatan kholifah umar bin khotob atas dasar musyawarah pemimpin terpilih yaitu abu bakar dan para sahabatnya.
Gaya kepemimpinan Abu bakar lemah lembut namun demikian sebagai seorang pemimpin disaat tertentu dia bisa bersikap tegas.
Dalam keseharian sifat umar berbeda dengan abu bakar, bahkan bisa berkebalikan. Bila abu bakar pada dasarnya seorang yang lemah lembut, umar adalah seorang yang keras dan tegas.
Prestasi yang dicapai abu bakar antara lain:memberangkatkan pasukan usamah sesuai dengan pesan rasul,perang melawan orang-orang murtad,perang yamamah(memerangi orang yang mengaku sebagai nabi)
Prestasi yang dicapai Umar antara lain:khalifah umar adalah orang pertama yang menggelari dirinya sebagai amirul mu’minin,Kholifah Umar adalah orang pertama yang membentuk kantor(kementerian). Seperti, kantor tentara, kantor distribusi, pengiriman surat melalui kurir dan membuat mata uang,Kholifah umar adalah orang pertama yang membuat penanggalan islam dengan menjadikan awal hijrah rasulallah sebagai awalnya,Kholifah umar juga melakukan perluasan masjidil haram.
DAFTAR PUSTAKA
Al usairy, Ahmad, sejarah islam, (jakarta: akbar media eka sarana, 2003)
Badri, Yatim, sejarah peradaban islam, (jakarta:raja grafindo, 2006)
Juhan, Widda, sejarah peradapan islam, (ponorogo: stain press, 2010)
Rafiq , Choirul, sejarah peradapan islam (malang: umm press, 2004)
Sukarta, Abdullah,sejarah peradapan islam (jakarata: depag, 2000)
http://www.scribd.com/doc/30390221/Islam-Masa-Khalifah-Abu-Bakar
http: www.ust sarwat. com
http:// www.cybermq.com/pustaka/detail/150/kholifah-bani-umaiyah.masa kemajuan- islam
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-abu bakar.html
http:// tyapoenya.blogspot.com//2010/10/islam-masa- daulah –bani-umayyah.html