indonesia

indonesia

Minggu, 30 Januari 2011

KEMUNDURAN ISLAM PADA ABAD PERTENGAHAN

A.PENDAHULUAN

Dalam sebuah perjalanan hidup pasti seseorang pernah mengalami kesenangan juga pernah mengalami masa kesedihan. Inilah analogi yang bisa digunakan dalam memahami masa-masa islam. Yakni pernah mengalami masa keemasan juga pernah mengalami masa kemunduran atau keterpurukan. Karena inilah roda kehidupan kadang di atas kadang juga di bawah. Masa keemasan islam dicapai pada masa dinasti abbasiyah. Pada masa ini islam mengalami perkembangan yang sangat pesat baik itu di bidang perluasan wilayah maupun dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi islam mulai mengalami kemunduran juga pada masa abbasiyah ini pula, yakni pada akhir kepemimpinan kholifah dinasti ini yang terakhir.
Dari uraian di atas maka penulis akan mengupas sedikit tentang masa kemunduran islam, khususnya pada abad pertengahan. Untuk memfokuskan dalam pembahasan selanjutnya, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: apa penyebab kemunduran islam pada abad pertengahan?. Bagaimana kondisi islam pada masa kemunduran tersebut?. Dengan adanya rumusan masalah seperti di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan sebab-sebab kemunduran islam pada abad pertengahan, sekaligus memahami kondisi islam pada masa kemunduran tersebut.
Dengan adanya makalah ini penulis berharap kita dapat mengambil pelajaran dari hal yang terjadi. Supaya kita tidak terperosok dalam lubang yang sama. Karena fungsi dari sejarah adalah sebagai acuan kita untuk melangkah atau mengambil sikap ke depannya.

B.PEMBAHASAN
1.faktor yang menyebabkan kemunduran islam
Ketika sebuah peradaban atau sebuah imperium mengalami kemunduran pastilah ada sebab musababnya, yang mengkibatkan hal itu terjadi. Dalam kaitannya pada masa atau abad pertengahan ini ada beberapa faktor yang menjadikan islam mengalami kemunduran. Jika dilihat dari datangnya faktor tersebut maka dapat dibagi menjadi faktor dari dalam islam sendiri (internal), dan juga faktor yang datang dari luar islam (eksternal). Kedua faktor tersebut adalah:

a.faktor internal

1)Perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik
kepemimpinan dalam islam dipandang sebagai amanat dari rakyat sehingga harus tunduk dan patuh kepada syariat islam yang diwahyukan tuhan berupa alquran yang memiliki nilai kebenaran yang absolute. Lambat laun sumber inspirasi dan motivasi yang merupakan motor penggerak dan tali pemersatu mulai ditinggalkan, diganti dengan hawa nafsu berupa ananiah (akuisme) dan shabiyah (sukuisme).

Meski ajaran tauhid telah berusaha menyatukannya, tetapi kadar iman dan kesukuan satu sama lain berbeda. Iman dan islam yang menyatukan kadang kala pecah berantakan dan hilang ingatan pada waktu mereka dilanda emosi. Daya kontrol menjadi lemah, kebersamaan menjadi goyah karena ingin kemenangan atas dasar kesukuan, keakuan dan keuntungan pribadi. Masing-masing di antara mereka membanggakan golongannya.

Desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Ini terbukti dengan terbaginya dunia islam kepada dua bagian, yaitu arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusatnya. Dan bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia Kecil dan Asia tengah dengan Iran sebagai pusatnya. Kebudayaan Persia yang mengambil bentuk internasional dan demikian mendesak lapangan kebudayaan arab.

Sebenarnya masa disintegrasi tersebut mulai ada pada masa dinasti abbasiyah. Yakni dengan munculnya dinasti-dinasti kecil. Munculnya dinisti-dinasti kecil tersebut dilatar belakangi oleh persaingan antar bangsa ( Arab, Persi dan Turki), di samping faham keagamaan (terutama sunni dan syi’ah). Di samping masa disintegrasi merupakan masa pemisahan dinasti kecil dari kekuasaan pusat (Bagdad). Juga ditandai oleh adanya perebutan kekuasaaan antara dinasti-dinasti tersebut untuk saling menguasai dan menghacurkan.

Diantara dinasti-dinasti kecil yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaaan Bagdad pada masa kholifah abbasiyah, di antaranya adalah:

a)Bangsa Persia
•Thahiriyyah di Khurasan
•Shafariyah di Tars
•Samaniyah di Transoxania
•Sajiyyah di Azerbaijan
•Buwaihiyah, menguasai Bagdad.
b)Bangsa Turki
•Thuluniyah di Mesir
•Ukhsyidiyah di Turkistan
•Ghazwaniyah di Afghanistan
•Dinasti Seljuk dan cabangnya:
.Seljuk Besar atau Seljuk Agung, didirikan oleh Rukn al-Din Abu ThalbTugrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini menguasai Bagdad memerintah selama sekitar 93 tahun (1037-1127 M).
-Seljuk Kirman di Kirman
-Seljuk Syiria atau Syam di Syiria
-Seljuk Irak di Irak dan Kurdisten
-Seljuk Rum atau Asia Kecil di Asia Kecil

c)Bangsa Arab
•Idrisiyyah di Maroko
•Aghlabiyah di Tunisia
•Dulafiyah di Kurdistan
•Alawiyah di Tabaristan
•Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil
•Mazyadiyah di Hillah
•Ukailiyah di Maushil
•Mirdasiyah di Aloppo

d)Bangsa Kurdi
•Al-Barzuqani
•Abu Ali
•Ayubiyah

e)Yang mengaku sebagai khilafah
•Umayyah di Spanyol
•Fathimiyah di Mesir.
Dengan adanya pemisahan diri bangsa bangsa ini menjadikan khalifah sebagai boneka, karena masing-masing bangsa menginginkan untuk berkuasa.

2)Rasa puas diri dan kejumudan berpikir
Hal utama yang menyebabkan kejumudan dalam berfikir antara lain ialah hilangnya daya cipta dan sumber inspirasi. Mereka kurang percaya terhadap kemampuan dirinya sendiri. Mereka hanya bertaqlid kepada para imam yang terkenal. Pendapat mengenai tertutupnya pintu ijtihad semakn meluas di kalangan umat islam.

3)Membudaya pola hidup mewah dan berfoya-foya dikalangan penguasa.
Hidup mewah ini seperti memikirkan kesenangan diri sendiri. Sebagai contoh memelihara banyak harem, bersenang-senang, dan akhirnya keturunan yang dihasilkan tidak berkualitas. Bentuk dari hidup mewah dan bersenang-senang ini misalnya saja al-Mutawakkil yang memiliki 4000 selir, seorang hakim di bawah pemerintahan al-ma’mun mendayagunakan 400 ghilman (budak lelaki). Ibnu al-musta’in memesan permadani yang berharga 130 juta dirham. Permadani itu berhiaskan lukisan burung yang terbuat dari emas dan intan berlian. Menurut al-Mas’udi, khalifah al-Mumtaz khalifah ke-13 dari dinasti abbasiyah adalah khalifah pertama yang menggunakan pelana emas dan baju berhiaskan emas. Harun al Rasyid menyuruh orang untuk menuliskan namanya pada pualam merah delima yang sangat terkenal di dunia Arab, sebanding dengan Kohinoor di India yang biaya pembuatannya mencapai 40.000 dinar. Dalam hal bermewah-mewah ini seperti yang mengawali keruntuhannya dinasti abbasiyah, mughal dan lain-lain.

b.faktor eksternal

1)Adanya serangan Mongol yang menghancurkan beberapa Negara islam
Sejarah mencatat bahwa dunia islam mengalami kemunduran setelah bangsa mongol mengadakan serangan ke wilayah barat. Satu demi satu wilayah-wilayah islam jatuh ketangannya. Hal ini berawal dari keinginan raja Mongolia Mangu berkeinginan untuk memperluas kekuasaannya. Maka, diperintahkan Kubalai untuk melakukan misi penyerangan ke wilayah timur, sedangkan Hulagu ke wilayah barat untuk menaklukkan pemerintahan kekhalifahan islam.

Dari penyerangan ini Transoxania dan Khawarizm dapat dikalahkan pada tahun 1219 M, Ghazna pada tahun 1221 M, Azerbaijan pada 1224 M, dan Seljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Setiap daerah yang dilaluinya juga hancur, bangunan-bangunan yang bernilai sejarah, gedung-gedung, dan masjid-masjid musnah dibakar serta pembunuhan-pembunuhan pun terjadi secara besar-besaran.

Serangan bangsa Mongol tidak hanya sampai di sana, tetapi juga Bagdad. Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan juga hancur dibumi hanguskan pada tahun 1258 M. begitu juga dengan perpustakaan terbesar pada masa dinasti abbasiyah yang juga ikut dibakar. kehancuran kota Bagdad ini merupakan pukulan yang menentukan bagi peradaban islam.

Pada tahun 1258 M, tentara mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Bagdad. Kholifah terakhir bani abbasiyah, al-Mu’tashim betul-betul tidak dapat membendung tentara Hulagu Khan. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah sebagaimana kota yang telah dilalui oleh tentara Mongol tersebut. Menurut catatan, 800.000 orang dibunuh termasuk khalifah Mu’tashim sendiri.

Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Bagdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir. Dari Bagdad, pasukan mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syiria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Ghaza. Panglima tentara mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir, meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.

Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ‘Ain Jalut. Pertempuran terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 september 1260.

2)Terjadinya perang salib
Kejadian perang salib yang berulang-ulang telah menyebabkan jalannya seni dan budaya islam terhenti. Hal ini dipandang pula sebagai menurunnya keunggulan kaum muslimin dalam lapangan politik. Walaupun umat islam dapat mempertahankan daerah-daerahnya dari serangan tentara salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali karena peperangan itu terjadi di wilayah islam.

Ketika perang salib dilancarkan oleh orang-orang Kristen eropa terhadap orang-orang islam di Asia barat dan Mesir, umat islam di Spanyol mendapat serangan dari Negara Kristen tetangganya dari utara. Ada dua faktor utama yang mengawali penyerbuan Kristen ke spanyol islam. Pertama, timbulnya perpecahan yang sering terjadi di kalangan umat islam ditandai oleh lahirnya imarat- imarat kecil, sesudah masa khalifah umayyah di Spanyol.masa ini disebut dengan “mulk al-thawaif” (raja-raja golongan). Kedua, bersatunya umat Kristen di utara Spanyol, terutama di daerah Perancis.

Setelah tentara salib Kristen berhasil merebut satu demi satu kerajaan-kerajaan islam di Spanyol, maka pada tahun 1942 M raja terakhir Abi Abdullah menyerah kepada raja Ferdinand dengan perjanjian sebagai berikut: raja Ferdinand akan melindugi umat islam baik jiwanya, harta bendanya maupun agamanya. Raja Ferdinand kan membiarkan masjid-masjid dan harta wakaf dalam keadaan seperti biasa.

Setelah perjanjian ditandatangani berangkatlah abu Abdullah beserta keluarganya menyeberang ke benua Afrika dan tinggal di Maroko dan setelah itu berakhir kekuasaan islam di Spanyol.

Perjanjian yang telah ditandatangani pada saat penyerahan kota telah dilanggar oleh kaum Kristen, mereka memaksa umat islam Spanyol agar keluar dari agama islam (murtad). Umat islam dinyatakan bersalah sehingga secara masal dihadapkan ke mahkamah taftisy (pengadilan darah). Kaum muslimin dijatuhi hukuman dan siksaan yang menyebabkan banyak korban yang meninggal dunia. Sedangkan yang tidak tertangkap dan melarikan diri ketika diadili memilih keluar dari Spanyol. Dengan demikian lenyaplah umat islam di Spanyol.

Peradaban yang dibina selama berabad-abad lamanya berangsur-angsur dihancurkan oleh tentara Kristen. Gedung-gedung dihancurkan, buku-buku dibakar, masjid-masjid diubah menjadi gereja, akibat dari tindakan ini tanah yang telah menjadi pusat gerakan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa islam, telah menjadi suatu daerah yang sangat mundur bila dibandingkan dengan daerah-daerah yang lain di eropa setelah dikuasai kembali oleh kaum eropa.

3)Terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit
Dengan adanya musibah dan berjangkitnya penyakit ini menyebabkan perekonomian tidak stabil, seperti halnya yang terjadi di Mesir pada masa dinasti Fatimiyah dengan istilah syiddatul ‘udzma.

2.kondisi islam pada masa kemunduran

Telah diuraikan di atas, jauh sebelum kemenangan Kristen di barat dan Hulagu di timur, secara intern di tubuh dunia islam sudah kelihatan adanya perpecahan dan perlombaan di kalangan kaum muslimin untuk saling berebut kekuasaan. Sacara sosial politik, setelah masa bani umayah umat islam terpecah ke dalam tiga khalifa besar, yaitu abbasiyah di bagdad, amawiyah di spanyol, dan fatimiyah di mesir. Bahkan sejak abad kesepuluh muncul pula dinasti-dinasti kecil yang otonomi dengan atau tanpa mengakui salah satu khilafah yang ada. Dinasti-dinasti kecil tersebut senantiasa berusaha merebut atau menaklukkan daerah-daerah yang dikuasai oleh dinasti yang lain. Dengan demikian pada masa dunia islam benar-benar telah dilanda krisis yang sangat hebat, sehingga kondisi sosial politik menjadi labil. Sementara itu, pada masa itu, umat islam mendapat serbuan dari luar, seperti yang dibicarakan pada bagian yang lalu, orang Kristen eropa melancarkan perang salib dan gerakan pengusiran islam dari Spanyol, dan di dunia timur, penyerbuan dari bangsa mongol. Akhirnya sedikit demi sedikit dunia islam dikuasai oleh musuh-musuhnya, di bagian barat dikuasai oleh orang Kristen eropa dan di bagian timur di kuasai oleh bangsa mongol. Itulah peta politik pada masa kemunduran islam.

Selanjutnya kondisi sosial politik terebut sangat mempengaruhi situasi peradaban islam pada saat itu. Sebagaimana dinyatakan oleh para sejarawan, pada garis besarnya peradaban islam pada masa itu dihampir semua wilayah mengalami kevakuman, gerak maju seperti pada masa khalifah dinasti umayyah dan dinasti abbasiyah secara tiba-tiba terhenti, malah pada beberapa sektor ambruk. Dengan kata lain, umat islam benar-benar mengalami kemunduran pada aspek sosial budayanya.

Sebagaimana diketahui, bahwa suatu peradaban yang berkembang secara sempurna, jika seluruh aspek atau segi kehidupannya mengalami perkembangan secara fungsional dan dinamis, dan di dalam perkembangannya, menerima adanya keragaman, serta berada dalam keseimbangan antara berbagai aspeknya.suatu peradaban akan pincang dan tidak sempurna pertumbuhan dan perkembangannya, jika kehilangan atau ditinggalkan salah satu atau lebih dari aspek-aspeknya, atau terlalu menekankan pada sebagian aspek dan mengabaikan pada aspek yang lain.

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa suatu sistem peradaban atau budaya, secara garis besarnya mengandung aspek-aspek: a. agama, b. filsafat, c. kesenian, d. ekonomi, e. sosial politik, f. ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Suatu peradaban yang berkembang dan mendapatkan perhatian dengan seimbang, sehingga antara keenam aspek budaya tersebut, saling memberikan dukungan satu sama lain dalam perkembangannya. Ketinggalan atau kehilangan salah satu atau lebih dari keenam aspek budaya tersebut akan menyebabkan terjadinya ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan sosial atau masyarakat, karena tidak terpenuhinya sebagian dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

Sebagaimana uraian di atas, bahwa kemunduran islam peradaban islam ini sebenarnya adalah ketidakseimbangan perkembangan aspek-aspek peradaban dan budayanya. Masa kemunduran peradaban islam ini ditandai dengan adanya kecenderungan penolakan terhadap terjadinya atau perkembangannya keragaman budaya, dan mengarah kepada berkembangnya aspek budaya rohaniah atau kebatinan yang bercorak dogmatik atau tradisional, serta mengutamakan kehidupan akhirat sehingga meninggalkan aspek-aspek peradaban dan budaya lahiriah yang bercorak rasional dan keduniaan.


C.PENUTUP

Berdasarkan uraian dan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor yang mengawali kemunduran islam pada abad prtengahan adalah sebagai berikut:
1.faktor internal yang meliputi; perpecahan dan tidak adanya kesatuan politik, sehingga Negara islam terbagi ke dalam dinasti-dinasti kecil (mulk al-thawaif) yang dilatar belakangi persaingan antar bangsa seperti Persia, Arab dan Turki. Rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Membudaya pola hidup mewah dan berfoya-foya dikalangan penguasa, sehingga harem, berfoya-foya, emas dan intan permata kian menjauhkan orang dari islam yang ideal.
2.faktor eksternal yang meliputi: adanya serangan Mongol yang menghancurkan beberapa Negara islam, sehingga bangunan serta buku-buku ilmu pengetahuan dibumi hanguskan, semuanya dihancurkan, bahkan tempat-tempat yang mereka lalui. Terjadinya perang salib yang banyak merugikan umat islam karena wilayah untuk berperang berada di kawasan islam. Terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit, dengan adanya pemasalahan seperti ini pastilah mengganggu jalannya suatu pemerintahan.
Selanjutnya, kondisi umat islam pada masa kemunduran islam adalah pada garis besarnya peradaban islam pada masa itu dihampir semua wilayah mengalami kevakuman, gerak maju seperti pada masa khalifah dinasti umayyah dan dinasti abbasiyah secara tiba-tiba terhenti, malah pada beberapa sektor ambruk. Dengan kata lain, umat islam benar-benar mengalami kemunduran pada aspek sosial budayanya.

DAFTAR PUSTAKA
Juhan, Widda. Sejarah Peradaban Islam. Ponorogo: LPP/STAIN. 2009.

Nurhakim, Moh.. sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press. 2004.

SJ., Fadil. Pasang Surut Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN-Malang Press. 2008.

Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2004.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. 2006.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Abbasiyah(01/12/2020)

http://khalik0589.wordpress.com/2008/10/30/sejarah-pendidikan-islam-periode-pertengahan-kemunduran/

http://nabilanutrien.blogspot.com/2010/12/perkembangan-islam-abad-pertengahan.html.

http://www.scribd.com/doc/9112080/Sejarah-Daulah-Abbasiyah(01/12/2020)

http:/www.saifalink.co.cl//2010/10/23/masa-kemunduran-dan-runtuhnya-tiga-kerajaan-besar-islam/

1 komentar:

  1. king casino - Shootercasino
    King Casino, also known 제왕 카지노 as Royal Vegas Casino is a popular septcasino gambling destination in the Las Vegas area. The casino is open daily 24 hours 바카라사이트 a day,

    BalasHapus